Webinar Bersama Akademisi Senior, Hasto Mengingatkan Pentingnya Mewujudkan Konsep Berdikari Bung Karno
jpnn.com - JAKARTA - Dosen Ilmu Pertahanan (Unhan) RI Hasto Kristiyanto menyampaikan pentingnya Indonesia mewujudkan konsep berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) yang digaungkan Proklamator Kemerdekaan RI Bung Karno.
Menurutnya, Bung Karno menyusun secara terperinci bagaimana mewujudkan ide berdikari tersebut dengan membuat koridor-koridor strategis berdasarkan kedaerahan yang melihat pembangunan ke arah maritim.
Hasto menyampaikan itu saat memberikan paparan di webinar nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Persatuan Guru Besar Indonesia (Pergubi), Quantum HRM Internasional, dan pakar dalam pembahasan bertajuk Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Menyongsong Peringatan Proklamasi Kemerdekaan.
Webinar ini dilaksanakan melalui daring yang diikuti ratusan akademisi, Sabtu (12/8). Dalam webinar ini, hadir sejumlah pembicara, yaitu mantan Gubernur Lemhanas serta Rektor IPDN Prof. Ermaya Suradinata, Ketum Pergubi Prof. Gimbal Doloksaribu, Quantum HRM International Prof. Pribadiyono, dan Ketua APTISI Prof. Budi Djatmiko.
"Sebelum membacakan teks Proklamasi dalam situasi Bung Karno yang kurang sehat, Bung Karno menyampaikan pidato singkat yang intinya menyatakan, "Kini tiba saatnya sebagai bangsa untuk berani meletakkan nasib bangsa dan nasib tanah air di tangan kita sendiri, hanya bangsa yang berani meletakkan nasib bangsa dan tanah air di tangan kita sendiri akan berdiri dengan kuatnya"," kata Hasto.
Nah, Hasto mengatakan bahwa ini merupakan pesan Bung Karno yang menggambarkan bahwa proklamasi pada dasarnya merupakan suatu tonggak peradaban baru dari Indonesia raya, untuk menghancurkan mental kebodohan, mental sebagai bangsa yang terjajah menjadi mental yang berkemajuan, mental self reliance, mental yang percaya kepada kekuatan bangsa sendiri.
"Karena itulah makna kemerdekaan yang hakiki untuk mewujudkan Indonesia yang sejatinya merdeka kita harus menghancurkan mental sebagai negara terjajah tersebut," kata Hasto.
Dia menyampaikan Indonesia harus kembali pada paradigma pembangunan sebagai negara kelautan yang dikelilingi pulau-pulau. Oleh karena itu, para insinyur Indonesia harus menyiapkan pelabuhan-pelabuhan hebat untuk memiliki sistem kontrol yang kuat. Dengan begitu, Indonesia bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka.