Wimbledon: Berrettini Ukir Sejarah Italia, Djokovic ke Final, Ada yang Menangis
Kemenangan pada Jumat juga membuat Berrettini sebagai petenis Italia pertama yang mencapai final Grand Slam setelah Adriano Panatta yang memenangi Roland Garros pada 1976.
Adapun Djokovic tembus ke final setelah menahan gempuran petenis Kanada Denis Shapovalov. Djokovic menang 7-6(3), 7-5, 7-5.
Hasil itu sekaligus memupuskan harapan Shapovalov unggulan ke-10 yang berupaya menjadi petenis kedua dari Kanada yang mencapai final Wimbledon.
Shapovalov melancarkan 40 pukulan winner, tetapi Djokovic yang mendapati dirinya dalam bahaya, ia mampu bertahan, menyelamatkan sepuluh dari 11 break point yang ia hadapi dan membuat hanya 15 unforced error demi menjaga asa mengejar titel Grand Slam ke-20, menyamai rekor Roger Federer dan Rafael Nadal.
Slices, smashes and sizzling shots delivered on Day 11 ????#Wimbledon pic.twitter.com/1pRFeBrR3E — Wimbledon (@Wimbledon) July 10, 2021
Djokovic memenangi set pembuka meski Shapovalov serve ketika kedudukan 5-4 dan kemudian menyelamatkan sejumlah break point di set kedua saat sang lawan mengerahkan segala upaya untuk menundukkan peraih lima titel di All England Club itu.
Kendati di set ketiga Shapovalov terus melancarkan pukulan keras, tetapi tembakannya dimentahkan saat Djokovic mengeklaim salah satu kemenangan straigth set terberat dalam karier Wimbledonnya.