Wimbledon: Berrettini Ukir Sejarah Italia, Djokovic ke Final, Ada yang Menangis
Shapovalov meninggalkan lapangan dengan berurai air mata, tetapi ia telah memperlihatkan kemampuannya yang menandakan ia siap menantang turnamen-turnamen besar di dunia tenis.
"Saya tidak merasa skor itu cukup mencerminkan performa atau pertandingan ini," kata Djokovic seperti dikutip AFP. "Dia (Shapovalov) melakukan serve untuk set pertama dan mungkin pemain yang lebih baik," katanya.
"Saya akan memberinya tepuk tangan meriah untuk semuanya yang telah dia lakukan hari ini dan juga dua pekan ini. Kami akan sering melihat dia di masa depan, dia adalah pemain luar biasa," imbuh Djokovic.
Apabila meraih titel di Wimbledon, Djokovic tinggal butuh kemenangan di US Open untuk menjadi petenis ketiga dalam sejarah, dan pertama sejak 1969, yang melengkapi kalender Grand Slam.
Djokovic juga memiliki peluang melengkapi Golden Slam apabila ia menang di Olimpiade nanti.
"Saya mencoba memaksimalkan kemampuan saya di setiap pertandingan dan melihat apa yang terjadi," kata Djokovic.
"Di tahap karier saya sekarang, Grand Slam adalah segalanya dan saya merasa sangat terhormat membuat sejarah di olahraga yang sangat saya cintai ini," katanya. (reuters/antara/jpnn)