Wiranto Menjawab Isu Jual Hanura ke Oso
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Partai Hari Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto menepis isu miring soal jual beli jabatan ketua umum. Isu yang beredar, Wiranto menjual jabatan tersebut ke Oesman Sapta Odang (Oso) dengan harga ratusan milyar rupiah.
Berbicara dalam acara syukuran Hanura lolos sebagai peserta Pemilu 2019 dan mendapat nomor urut 13, Kamis (22/2), Wiranto merefleksi kembali Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 2016.
"Supaya semua paham bahwa pergantian pimpinan adalah sesuatu yang biasa. Pergantian pimpinan di Partai Hanura adalah hal biasa. Tapi, ada prosesi tanggung jawab kepada negara yang luar biasa," ungkap menteri koordinator politik, hukum dan keamanan (menkopolhukkam) itu.
Wiranto mengatakan, memang banyak pertanyaan bahwa kenapa dia tidak merangkap jabatan ketum dan menkopolhukkam saja kala itu. Pertanyaan yang ada itu sekalian memberikan contoh pemimpin yang rangkap jabatan.
Namun, Wiranto menegaskan bersama Oso dan Presiden Joko Widodo sudah punya komitmen.
"Saya, Pak Oso, Pak Jokowi, punya komitmen. Saat saya terpanggil dalam tugas kenegaraan, lebih konkret lagi sebagai menteri pembantu presiden, maka ada tugas yang sangat strategis, berat dan menentukan nasib negara harus saya laksanakan," paparnya.
Wiranto berjanji akan komitmen pada proses, tugas dan tanggung jawab sebagai menkopolhukkam tersebut. Karena itu, kata Wiranto, digelarlah Munaslub Partai Hanura 2016.
"Ini untuk adanya suatu estafet kepemimpinan, di mana ada panggilan tugas negara. Proses Munaslub itu sudah dilalui dengan baik, manis terhormat," ungkap Wiranto.