Wisudawan Terbaik, Ongkosi Kuliah dari Becak Mini, Alhamdulillah kini...
Sejak kepergian sang ibu, Bayu tak lagi minta kiriman uang dari ayahnya. Ia tak mau memberatkan ayahnya. Anak sulung dari dua bersaudara itu sadar gaji ayahnya kecil, sedang utang dan biaya hidup lain masih banyak.
“Aku mau gaji beliau fokus untuk merawat adikku yang ada di kampung,” jelas Bayu.
Dengan modal bisnis dari program mahasiswa wirausaha, Bayu merintis usaha penyewaan becak mini. Setiap sore, dia buka usaha becak mini itu di kawasan Way Halkim yang memang ramai pengunjung.
Banyak pengalaman didapatkannya. Dia berinteraksi dengan para pedagang kecil, pengamen hingga preman jalanan. Khusus minggu pagi, dia harus buka usaha subuh.
“Jam 4 sudah bangun, setelah salat langsung ke lokasi sebab kalau kesiangan bisa tidak dapat lapak yang strategis,” bebernya.
Berbekal keyakinan dan penuh kesabaran, usahanya berkembang. Dari hanya empat becak mini, sekarang Bayu punya 20 unit becak. Harga satu unit becak mini sekitar Rp1,8 juta. Usaha penyewaan becak mini mengajarkannya kerasnya kehidupan. “Itu sekelumit cerita yang saya tuliskan di novel yang saya buat,” tuturnya.
Alumnus SMAN 1 LubukLinggau tak menyangka, respon pembaca terhadap novel karyanya luar biasa. Ia sangat bersyukur penjualan novel yang mulanya hanya ingin berbagi kisah hidup itu sudah mencapai 1.000 eksemplar.
Kini, dengan menjadi dosen di STIE Bisnis Indonesia dan bekerja di PT Bakrie Pangripta Loka, kehidupan Bayu sudah jauh lebih baik. Dia masih sering menulis dan menerbitkan majalah organisasi kampus. Dia juga sering menulis artikel dan mengirimnya ke berbagai media massa di Lampung. (*/ce1)