Wiwiek Anggraini, Perempuan Relawan Pemadam Karhutla di Riau, Semangat meski Sesak Napas
jpnn.com - WIWIEK Anggraeni tak tinggal diam ketika kondisi udara di Pekanbaru dan sekitarnya sudah masuk kategori berbahaya akibat kebakaran hutan dan lahan. Wiwiek pun memutuskan untuk ikut berjuang memadamkan api.
Terlibat dalam kegiatan sosial bukanlah hal baru bagi Wiwiek Anggraini. Sejak 2013 mahasiswi Jurusan Bahasa Inggris Universitas Riau (Unri) itu sudah bergabung di relawan Rumah Zakat Pekanbaru.
Bagi dia, aktif sebagai relawan adalah panggilan jiwa. Namun, terlibat dalam relawan pemadam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan pengalaman baru baginya.
"Awalnya berawal dari rasa penasaran bagaimana sih kerja (memadamkan api, Red) di lapangan," ujarnya Senin (19/10).
Bersama tim relawan, Wiwiek akhirnya mulai terjun pada 14 September. Mereka kebagian lokasi di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.
"Setelah berkoordinasi dengan petugas, besoknya kami langsung ikut turun memadamkan," ujar gadis kelahiran Pitalah, Sumatera Barat, 16 Desember 1992, itu.
Kendala utama yang dihadapi Wiwiek dan para relawan untuk memadamkan api adalah keterbatasan alat. Dia sendiri pernah mengalami, api yang hendak dipadamkannya terus membakar permukaan gambut dan tumbuhan kering di atasnya.
"Karena berada dekat, langsung di titik kebakaran, asapnya full. Akibatnya, sesak napas. Mata perih juga," ungkap dia.