Wonderful Indonesia Sabet Penghargaan Bergengsi Kelas Dunia Lagi
Deregulasi lain adalah CAIT –clearance approval for Indonesian territory- yang membuat yachts harus mengurus izin 3 minggu untuk sailing ke perairan Indonesia. Saat ini sudah dicabut dan diganti dengan CIQP biasa -clearance, immigration, quarantine and port- saja. “Sekarang tinggal tiga jam saja, dan benchmark-nya Singapore hanya cukup satu jam. Kami menuju ke sana,” kata Arief.
Pertanyaan berikutnya yang juga selalu mengendap di pikiran banyak pihak adalah dengan cara apa merebut target 20 juta itu. Karena targetnya naik dari 9,3 juta wisman pada 2014 menjadi 20 juta 2019 atau dua kali lipat dalam lima tahun.
Padahal, pada 2015 saja pertumbuhan turis dunia hanya 4,4 persen. Di tingkat ASEAN bahkan hanya naik 7,9 persen. Singapura misalnya, hanya 0,5 persen dan Malaysia malah minus (-) 7,3 persen.
Dan pertumbuhan pariwisata Indonesia sendiri pada 2015 hanya 10,3 persen. Karenanya, banyak pihak mempertanyakan target 20 juta wisman pada 2019.
Tapi Menpar Arief Yahya tetap percaya diri bahwa target itu bisa diraih. Tiga concern utama yang membuatnya yakin. Pertama, go digital be the best. Menggunakan digital dalam semua aspek, dari pemasaran, sampai ke industri pariwisata.
“More digital more personal, more digital more global, more digital more professional,” katanya.
Kedua, perkuat akses direct flight menuju Indonesia. Ketiga, program 100.000 homestay dengan arsitektur nusantara yang diharapkan bisa menjadi atraksi budaya yang khas sekaligus amenitas baru yang cepat dan murah.(adv/jpnn)