Woow, Dosen UNS Sukses Kembangkan Rumput Lokal Berstandar FIFA
Lima Spesies Grade A, tapi Belum Punya NamaPengeluaran anggaran untuk perawatan rumput di Stadion Manahan bisa mencapai Rp 10 juta per bulan. Heru optimistis, bila semua lapisan rumput di Manahan nanti diganti zoysia Merapi, pengeluaran bisa ditekan. ’’Kami memang berharap bisa lebih irit dengan rumput Merapi,’’ lanjutnya.
Karena itu, pengelola Stadion Manahan bersiap menggandeng Rahayu dan tim UNS untuk mengembangkan penangkaran rumput Merapi di sekitar Manahan. ’’Target kami, dalam dua tahun ke depan sudah bisa menggunakan rumput lokal ini. Bukan lagi 30 persen seperti saat ini,’’ katanya.
Kelebihan daya cengkeram rumput Merapi mulai menarik perhatian beberapa pengelola stadion di Jateng dan DIJ. Salah satunya pengelola Stadion Maguwoharjo, Sleman. Kepala UPT Stadion Maguwoharjo Sumadi mengakui perawatan rumput jenis zoysia matrella menelan biaya tidak murah.
Pihaknya sudah sering menghadapi beberapa kelemahan rumput matrella. Mulai gampangnya rumput liar tumbuh hingga mudahnya rusak. Karena itu, Maguwoharjo berencana menyusul Manahan menggunakan rumput Merapi.
’’Kami akan mencobanya lebih dahulu di sisi taman selatan stadion. Dari penanaman pertama itu nanti, kami melihat seberapa kuat rumput tersebut. Kalau dari pengujian itu berhasil, kami bisa mengusulkan untuk mulai menggunakan rumput Merapi itu,’’ jelasnya.
Selain daya cengkeramnya yang kuat, ada sisi lain yang akan dimanfaatkan pengelola stadion kandang klub PSS Sleman itu. Mulai kecepatan tumbuh dan kekuatan rumput tersebut jika dipakai dalam intensitas tinggi.
’’Kalau memang bisa menekan pengeluaran, mengapa tidak (menggunakan rumput lokal, Red)?’’ tegasnya. (*/c5/ari)