Wujudkan Kedaulatan Pangan, Ganjar Bangun Pabrik Teh Premium di Kaki Gunung Gede
"Sangat mungkin dikembangkan di desa lain, tentu dengan unit usaha dan kearifan lokal masing-masing. Kalau semua bisa melakukan itu, maka bisa kita bayangkan betapa besarnya pendapatan yang dihasilkan. Ini bagian dari hilirisasi produk pertanian yang kita inginkan dan endingnya cita-cita kita mewujudkan kedaulatan pangan bisa tercapai," katanya.
Namun, kata Ganjar, itu semua bukanlah pekerjaan mudah. Pemerintah harus turun tangan dan mendorong agar program-program itu bisa berjalan.
Selain terus melakukan pendampingan, pelatihan dan memberikan kemudahan terhadap akses modal, pemerintah kata Ganjar juga harus menjadi offtaker dari produk yang dihasilkan.
"Kalau mereka sudah jalan dan berproduksi, pemerintah yang harus menjadi offtakernya. Masukkan semua produk ini ke e-katalog dan wajibkan kementerian lembaga hingga pemerintah daerah untuk membeli. Jadi misal ada acara atau menyambut tamu kenegaraan, suguhannya teh apesial hasil karya petani milenial di Cianjur ini," kata dia.
Sementara itu, konsultan pabrik Fery Kurniawan mengatakan pabrik teh itu nantinya akan dikelola oleh anak-anak muda.
"Pabrik teh ini akan memproduksi teh premium yang kami beri merek Teh GP. Itu kepanjangan dari Teh Gede Pangrango, karena wilayah ini ada di kaki gunung Gede dan Pangrango," kata Fery Kurniawan.
Sedangkan pilot project akan mengelola empat hektare kebun teh dan memproduksi 200 kg per hari.
"Untuk harganya, karena ini teh premium maka sangat tinggi. Per 50 kg seharga Rp 150.000 dan per kilogram setara Rp 800.000 sampai Rp 2 juta. Tentu dengan hasil ini akan membuat para petani teh di desa ini makin sejahtera," ucapnya.