Yakinlah, Warga Susup sudah Sepakat Tak Akan Golput
jpnn.com - MERIGI SAKTI - Kekhawatiran KPU terhadap masyarakat yang terkait demo berujung kerusuhan di PT Cipta Buana Seraya (CBS), tidak akan berdampak pada partisipasi Pilkada.
Masyarakat di sekitar Desa Susup, Desa Durian Lebar dan Desa Komering Kecamatan Merigi Sakti, Bengkulu Tengah, tetap berusaha datang ke Tempat pemungutan Suara (TPS), untuk mencoblos dalam menentukan pilihan kepala daerah terbaik.
Seperti dijelaskan aktivis anti tambang di Desa Susup, Yusalwan. Menurutnya, warga di sekitar Desa Susup, Komering atau Desa Durian Lebar tidak memboikot kegiatan pemerintah seperti halnya Pemilihan Kepala Daerah yang dilaksanakan serentak 15 Februari mendatang.
“Kami tetap berusaha untuk nyoblos. Kami bukan anti pemerintah atau anti Pilkada,” terang Yusalwan seperti dikutip dari Bengkulu Ekspress (Jawa Pos Group).
Memang kata Yusalwan, kasus CBS berujung rusuh sempat membuat suasana di sekitar Komering, Susup dan Durian Lebar belum kondusif. Perlu digaris bawahi kata Yusalwan, warga hanya menuntut tambang underground ditutup, bukan memboikot Pilkada Benteng.
“Faktanya perangkat desa tetap jalan, ada juga yang daftar untuk perekrutan PPK dan PPS,” papar Yusalwan.
Untuk diingatkan kata Yusalwan, masyarakat wajib memilih, apalagi yang dipilih itu adalah Bupati atau kepala daerah di Benteng. Bila memilih golput kata Yusalwan, tidak akan menjamin kesejahteraan di masyarakat. “Kalau golput, itu sudah jelas artinya anti Pilkada. Jadi kami sepakat untuk nyoblos, dengan komitmen memilih kandidat terbaik,” tegasnya.
Terpisah warga Susup, Sultan Ismail menyatakan tetap siap mendukung pelaksanaan Pilkada. Baginya tidak ada istilah kompak Golput dan menjadi masalah CBS sebagai dasar penolakan untuk Pilkada.