Yang Terjadi, Cincai-cincai Auditor dengan Koruptor
Jadi, lanjutnya, bisa saja pada audit laporan keuangan sudah ditemukan jelas ada penyelewengan, namun oleh auditor hanya dibuatkan catatan-catatan saja. "Karena ada cincai-cincai itu. Ini sudah menjadi rahasia umum. Begitu diaudit investigasi oleh auditor yang punya integritas, baru lah terungkap adanya kerugian negara," paparnya.
Bagaimana dengan potensi penyidik cincai-cincai dengan auditor investigasi? Dengan kata lain, auditor investigasi bertugas "menerima pesanan penyidik"?
Roy menjawab, peluang itu ada namun tipis. Alasannya, temuan tim investigasi akan diuji di persidangan. Jika ada permainan, maka akan ketahuan di persidangan. "Di persidangan itu ada hakim, ada saksi-saksi, juga ada ahli. Berbeda dengan audit laporan keuangan, hanya mereka saja yang tahu, sehingga potensi permainan sangat besar di sana," kata Roy.
Dia menyebut sejumlah kasus yang diungkap KPK, meski di tingkat audit laporan keuangan oleh BPK atau BPKP, tidak ditemukan kerugian negara. Namun begitu dilakukan audit investigasi oleh lembaga yang sama atas permintaan penyidik KPK, ditemukan kerugian negara.
Seperti diberitakan, empat terdakwa kasus korupsi merada menjadi audit investigasi BPKP. Empat orang yang berada di Rumah Tahanan (Rutan) Klas I, Tanjunggusta Medan, Rabu (4/6), itu adalah adalah Direktur Utama PDAM Tirtanadi Sumut, Azzam Rizal, mantan Bupati Padang Lawas (Palas) Basyrah Lubis, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Palas Chairul Windu, dan seorang PPTK Dinas Kehutanan Pemkab Pakpak Bharat Bahrum Sihotang.
Dalam penuturan secara ekskusif kepada Sumut Pos (Grup JPNN), keempatnya mengaku menjadi korban keganasan pekerjaan tim auditor investigasi BPKP Perwakilan Sumut. Pasalnya, sebelum ada tim auditor investigasi bekerja, tim auditor BPKP sudah melakukan pemeriksaan dan hasilnya tidak ada masalah alias baik-baik saja. (sam/jpnn)