YKAN Turut Lestarikan Sumber Air & Mata Pencaharian Lewat Restorasi Mangrove Berbasis Masyarakat
"Pengelolaan Ekowisata ini memacu semangat warga untuk terus melestarikan mangrove. Masyarakat juga banyak terlibat dan mendatangkan tambahan penghasilkan bagi masyarakat, termasuk kelompok ibu-ibu” ujar Tenteram Rahayu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Berau.
YKAN merancang dan mendorong Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA), sebuah platform multipihak untuk mendukung upaya perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di Indonesia secara berkelanjutan.
“Pelestarian mangrove ini memang sejalan dengan fokus kami selaku pihak swasta untuk dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan terutama bagi masyarakat,” kata Jemmy Chayadi, Direktur Strategi dan Pembangunan Berkelanjutan Djarum Foundation.
Sejak 2018, MERA telah dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Riau, dan Sumatera Selatan. Hasnur Rasid, anggota Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Teluk Pambang, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, turut berbagi.
Sejak 2020, YKAN bersama mitra menginisiasi program Shrimp-Carbon Aquaculture atau SECURE untuk menggabungkan budidaya tambak udang tradisional dengan restorasi mangrove yang berkelanjutan di kedua kabupaten tersebut.
Dengan SECURE, tambak yang ada dibagi menjadi 2 bagian di mana 80% area dijadikan sebagai area restorasi mangrove dan 20% sisanya sebagai area budidaya.
“Pendekatan SECURE ini salah satu contoh win-win solution agar mangrove tetap lestari, tanpa mengganggu mata pencaharian petambak. Bahkan dengan adanya mangrove, dapat mendukung praktek budidaya sebagai pakan alami ikan, menyaring air, hingga mengurangi emisi karbon,” jelas Mariski Nirwan, Manajer Senior Ketahanan Pesisir YKAN.(chi/jpnn)