YLKI Curiga Ada Mafia di Balik Ludesnya Tiket Mudik KAI
jpnn.com - JAKARTA - Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI) mencurigai adanya praktek pencaloan dibalik ludesnya tiket kereta api untuk mudik lebaran.
Pasalnya, tiket telah dinyatakan habis sejak H-90 lebaran beberapa waktu lalu. Padahal, masih banyak masyarakat yang mengeluh karena belum mengantongi tiket pulang ke kampung halaman.
Dugaan tersebut kembali diperkuat saat PT Kereta Api Indonesia (KAI) kembali membuka penjualan tiket mudik lebaran Kamis (15/05) dini hari. Pada pembukaan yang dilakukan pukul 00.00 WIB, hampir seluruh situs resmi penjualan tiket KAI tidak bisa dibuka.
Di layanan call center 121 pun, yang dikatakan bisa digunakan untuk pemesanan offline, tidak bisa menerima panggilan.
Setelah beberapa saat, situs kembali bisa diakses namun sayangnya, pada setiap situs tertulis kursi telah penuh. Walhasil, banyak calon penumpang geram. Mereka kecewa dan mempertanyakan proses penjualan yang dirasa tidak masuk akal.
Melihat hal ini, Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi semakin yakin mengenai adanya percaloan dibalik ludesnya tiket mudik KAI ini. Tulus mengatakan, mafia tiket ini tak lagi dikerjakan oleh perorangan, namun telah beralih kepada agen-agen perjalanan. Sehingga prosesnya lebih profesional ketimbang perorangan.
"Online dibilang akan memudahkan, tapi prakteknya justru memindahkan persoalan. Lalu tiket juga habis dalam waktu sekejab, itu kan tidak masuk akal," ujarnya kemarin.
Selain kecurangan yang dilakukan oleh para agen perjalanan, muncul spekulasi lain terkait dalang dibalik ludesnya tiket-tiket lebaran itu. Tulus mencurigai adanya pejabat-pejabat tinggi negeri ini yang juga turut serta berkontribusi.