Yulistra Ivo tak Kuasa Menahan Air Mata
Dengan tegar dan ikhlas, Tri memberi ridho dan mengikhlaskan anaknya dinikahi Sugianto. “Bapak restui dan bapak ridhoi pernikahanmu dengan H Sugianto Sabran bin H Sabran Afandie Ahmud dengan mahar seperangkat alat salat tunai,” jawab Tri.
Mendapat jawaban itu, Ivo semakin tak kuasa menahan bahagianya. Dengan tisu, sesekali ia mengusap air matanya dan juga menutup hidung mancungnya itu.
Sementara, Sugianto, pria kelahiran Sampit 5 Juli 1973 ini, terlihat tegar berada di samping Ivo. Tak jarang, ia berusaha tersenyum. Menutup mata dan menghela napas panjang membuat tampak khusyuk ketika istighfar dan berdoa.
Sebelum ijab dan kabul, kedua mempelai disatukan mengenakan selendang hijau. Warna yang kontras dengan pakaian keduanya yang saat itu bercorak hitam dan berhias keemasan.
Acara pun dilanjutkan saat ayahnya Ivo mengambil posisi saling berhadapan dengan Sugianto. Ketika di hadapan pemimpin Kalteng ini, Tri terlihat sangat tenang.
Dia pun menjabat tangan Sugianto dan kemudian mengucapkan ijab. “Anandaku H Sugianto Sabran bin H Sabran Afandie Ahmud, saya nikahkan anak kandung saya yang bernama Yulistra Ivo Azhari dengan mahar seperangkat alat salat tunai,” ujarnya kepada Sugianto.
Permintaan itupun direspons dengan sangat percaya diri oleh gubernur. Disaksikan banyak tamu penting, kala itu pemimpin Bumi Pancasila ini menjawabnya tanpa ada kesalahan dan pengulangan.
“Saya terima menikahi anak kandung bapak yang bernama Yulistra Ivo Azhari dengan mahar tersebut, tunai,” jawabnya dengan lugas.
Ucapannya itu disusul para saksi yang sama-sama saling manggut tanda bahwa acara ijab kabul itu sah. Sehingga, Kepala KAU Jekan Raya Supiani langsung meresponsnya.