Yus Datuak Parpatiah Masih Ada dan Masih Berkarya
Masih Segar Bugar
Adzan Ashar baru saja berkumandang ketika kami tiba di sebuah gang kecil, di antara pematang sawah, menjelang kediaman Yus Datuak Parpatiah.
Di gang itu, sang legenda sedang asyik main bunga. "Ayok kita ke rumah," ajaknya usai mencabut keladi hias dari pot yang satu untuk dipindah ke jambangan yang lain.
Dari gerak-geriknya, lelaki 77 tahun itu masih segar bugar. Yusbir, begitu nama kecilnya, lahir pada 7 April 1939 di Sungai Batang, Maninjau, Agam--sekampung dengan Buya Hamka.
Sebagai pemuka adat yang dilantik menjadi pemimpin kaum Chaniago pada 1970, sebenarnya ia berumah di kampung halamannya, di tepian Danau Maninjau.
Tapi dia punya tempat khusus untuk menulis; sepetak rumah kecil di tepi sawah di Padang Luar, Bukittinggi--tempat tempo hari kami menghabiskan waktu hingga larut malam.
Tutur bahasanya teratur. Enak didengar dan mudah dipahami. Pembawaannya tenang, tak tergesa-gesa.
Yus Datuak Parpatiah pun menceritakan hikayat hidupnya…