Yusril: Apa Jadinya Jakarta Jika Bekasi Tak Mau Terima Sampah
jpnn.com - JAKARTA - Kuasa hukum PT. Godang Tua Jaya dan PT. Navigat Organic Energi Indonesia, Yusril Ihza Mahendra menilai jika saja dua pimpinan perusahaan (PT. Godang Tua Jaya dan PT. Navigat Organic Energi Indonesia, red) mogok mengelola sampah DKI Jakarta di Bantar Gebang, maka tak bisa dibayangkan akan seperti apa jadinya ibukota tersebut.
“Kalau dua perusahaan ini mogok seminggu, berantakan sudah sampah di DKI,” ujar Yusril di Kantornya di Kasablanka Office Tower, Tower A, Lantai 19 Jakarta Selatan, Selasa, (3/11)
Pasalnya, selain Bekasi tidak ada lagi kota yang mau menampung sampah DKI Jakarta. “Kami tahu tidak ada daerah yang mau tampung sampah dari DKI. Tanggerang, Bogor, tak ada yang mau, satu-satunya hanya bekasi. Kegagalan Pemrov DKI meyakinkan kota yang menerima sampah ini, Bekasi, maka diserahkan ke pihak swasta dan berjalan baik selama 7-8 tahun ini,” ucapnya.
Maka dari itu, Yusril mengajak Pemprov DKI Jakarta, untuk menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama dengan duduk bersama.
“Seminggu saja sampah tak diolah di Bantar Gebang, bisa dibayangkan bagaimana Jakarta. Maka, saya himbau ini ditangani hati- hati, mari duduk bersama- sama," tutupnya.
Sebelumnya, DPRD Bekasi sempat memfasilitasi perkara sampah di Bantar Gebang dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Namun Ahok mempertanyakan alasan DPRD Bekasi yang ingin memanggilnya beberapa waktu silam.
Pemanggilan pria yang akrab disapa Ahok itu dilakukan untuk meminta penjelasan dan membahas wacana perubahan perjanjian TPST Bantar Gebang yang sebelumnya telah ditandatangani.
Ia pun sempat melontarkan pernyataan anggota DPRD Kota Bekasi sombong dan orang mengatakan orang Bekasi tidak boleh bekerja di Jakarta.