Yusril Bela Jokowi - Ma'ruf, PBB Untung atau Buntung?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menyatakan, langkah Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menjadi kuasa hukum atau lawyer bagi Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 tak bisa dianggap remeh. Sebab, keputusan Yusril pasti membawa efek elektoral bagi duet yang kondang dengan sebutan Jokowi - Ma’ruf itu.
Menurut Adi, PBB pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 mampu memperoleh 1.835.750 suara. Angka itu setara 1,46 persen dari total suara sah hasil Pileg 2014.
"Jadi, pilihan Yusril tentu berpengaruh pada elektoral Jokowi-Amin. Karena seorang Yusril saja itu sudah nambah satu suara. Apalagi kalau Yusril bisa bawa semua kader PBB dukung paslon 01," ujar Adi kepada JPNN, Sabtu (10/10).
Pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta itu menegaskan, dalam pemilu presiden berlaku sistem one man, one vote, one value. Dengan demikian setiap suara sangat bermakna.
"Satu suara itu sangat berharga untuk diperjuangkan. Karena satu suara itu mampu mengubah peta politik yang ada," ucapnya.
Meski demikian, direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia itu menilai manuver Yusril menjadi pertaruhan tersendiri terutama bagi PBB. Sebab, Yusril ataupun PBB sejak awal mereka cukup lantang mengkritik Jokowi.
"Apalagi, banyak pemilih PBB yang ingin ganti presiden di Pilpres 2019," tuturnya.
Karena itu Adi mengatakan, jika Yusril tak mengelola konstituen PBB secara baik maka keputusannya menjadi lawyer Jokowi - Ma’ruf bisa merugikan. Bahkan, bisa merugikan PBB.