Zaytun Robin
Oleh: Dahlan IskanRobin juga seorang penulis. Ia banyak menulis biografi tokoh. Termasuk tokoh Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang.
Setelah sekian banyak ke pesantren itu, ia berkesimpulan Al Zaytun adalah pesantren rahmatan lil alamin.
Ia sendiri lantas menyebut dirinya sebagai wartawan rahmatan lil alamin. Ia penganut jurnalisme salt & torches. Garam dan obor. Yakni jurnalisme yang diberi rasa dan bisa menerangi lingkungan pembacanya. Bukan jurnalisme madu dan racun.
Untuk bisa menjadi jurnalis yang memberi terang lingkungan, Robin punya prinsip: sebelum melakukan kegiatan jurnalistik pikiran harus dikosongkan dulu. Lalu mengumpulkan fakta, wawancara dan menulis.
Lalu memberi garam. Barulah bisa menghasilkan karya jurnalistik yang punya rasa dan menerangi pembaca.
Ayah Robin seorang guru dan pendeta Kristen. Kakeknya lebih lagi: pernah menyalin Alkitab Perjanjian Baru dengan tangan. Lengkap. Seluruh isi Alkitab.
Belum ada mesin ketik atau percetakan di Doloksanggul, Humbang Hasundutan, Sumut, di zaman kakeknya.
Sejak di SMAN 2 Medan Robin sudah suka menulis. Tulisannya sudah dimuat di koran. Ia lulus fakultas ilmu pendidikan dan ilmu sosial IKIP Medan. Jadi guru. Pegawai negeri. Di SMAN 3 Pematang Siantar.