JAKARTA – Pengembangan gas mendominasi 10 proyek terbesar di sektor minyak dan gas (Migas) yang saat ini tengah ditangani Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas)Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BPMigas, Gde Pradnyana mengatakan, dari 10 proyek tersebut hanya ada satu proyek minyak bumi.
Menurut Gde, satu-satunya proyek minyak dari 10 proyek minyak terbesar itu adalah blok Ujung Pangkah Development
BACA JUGA: DPR Minta Pemerintah Perkuat Ekonomi Mikro
Blok dengan operator Hess Indonesia itu berkapasitas produksi sebesar 20.000 barel minyak per hari dan 150 juta kaki kubik gas bumi per hariSisanya adalah proyek-proyek terbesar itu merupakan proyek eksplorasi gas, yakni Terang Sirasun Batur (TSB) dengan operator Kangean Energy, Sisi Nubi 2B – New Platform denhgan operator Total E&P Indonesie , Madura BD Development dengan operator Husky Oil Madura, Gajah Baru dengan operator Premier Oil Natuna, Ruby Gas Field Development dengan operator Pearl Oil Sebuku, South Mahakam Field Development Phase 1&2 dengan operator Total E&P Ondonesia, South Belut dengan operator ConocoPhilips Indonesia, Jambi Merang dengan operator JOB Pertamina Talisman Jambi Merang, serta Naga-Pelikan dengan operator Hess Indonesia Pangkah.
"Investasi yang dikeluarkan untuk 10 proyek tersebut mencapai US$ 4,725 miliar dengan kapasitas disain produksi sebesar 1.750 juta kaki kubik gas bumi per hari, 26.000 kondensat per hari serta 20.000 minyak per hari
BACA JUGA: Pidato Kenegaraan SBY Respon Gejolak Ekonomi Global
Diperkirakan produksi pertamanya dimulai antara tahun 2011 hingga 2014,” kata Gde di sela-sela acara buka puasa BPMigas di Gedung BPMigas, Jakarta Selasa (9/8).Gde menambahkan, produksi gas dari proyek tersebut akan diprioritaskan untuk kebutuhan domestik tanpa mengesampingkan ekspor untuk penerimaan negara
BACA JUGA: Direksi Askrindo Terancam Sanksi
Begitu pula dengan TSB dan Ujung Pangkah yang seluruh produksi gasnya untuk kebutuhan listrik dan industri di provinsi Jawa Timur.Hanya saja, kata Gde, konsumen domestik bisa memerhatikan kelayakan harga agar proyek gas tersebut dapat berjalan“Dengan kondisi saat ini, harga di bawah US$3 per kaki kubik gas sulit dipertahankan, karena tidak memungkinkan pengembangan lapangan dapat dilaksanakan,” pungkasnya(Yud/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... CIMB Niaga Raup Rp 1,55 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi