12 Sekolah Segera Digabung

Akibat Tidak Lulus UN 100 Persen

Kamis, 02 Juni 2011 – 22:02 WIB

JAKARTA -- Sebanyak 12 sekolah menengah pertama (SMP) yang seluruh siswanya tidak lulus akan segera digabung dengan sekolah-sekolah yang letaknya dekat dengan ke-12 sekolah tersebutJumlah siswa yang hanya sedikit di 12 sekolah tersebut, juga menjadi pertimbangan perlunya sekolah tersebut digabung dengan sekolah lain.

"Saya kira pak Menteri kan sudah memberi arahannya

BACA JUGA: Aturan Teranyar Rem Pungutan di Sekolah RSBI

Kalau sekolah itu terlalu sedikit muridnya, sebaiknya di merger dan tidak boleh dibubarkan," ungkap Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Suyanto di Jakarta, Kamis (2/6).

Suyanto menjelaskan, keputusan tersebut diambil dengan sejumlah pertimbangan
Salah satunya, jumlah siswa sedikit, yang berdampak pada kejenuhan guru dan anak didik pun tidak termotivasi

BACA JUGA: Mata Pelajaran Pancasila Diajarkan Mulai 2012

"Guru yang mengajarkan murid dengan jumlah lebih sedikit dan tidak sesuai dengan rasio minimal, maka akan bosan dan anaknya juga tidak punya motivasi yang tinggi
Anaknya mungkin takut ditanya-tanya terus

BACA JUGA: Gunakan Joki, Peserta SNMPTN Diciduk

Karena sekolah-sekolah yang tidak lulus 100 persen ini memang sebagian besar sekolah yang muridnya sedikit," jelas Suyanto.

Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menjelaskan, pihaknya juga akan melihat dari sisi kapasitas fiskal daerah setempatBahkan, lanjut Suyanto,  pemerintah pusat juga akan segera mengirimkan surat kepada dinas pendidikan di daerah setempat agar sekolah-sekolah tersebut memperoleh dana bantuan alokasi khusus"Dana itu nantinya akan digunakan untuk pembangunan fisik dan juga untuk pembelian buku perpustakaan, perlengkapan laboratorium serta perlengkapan IT," papar Suyanto.

Terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdiknas, Mansyur Ramli mengatakan, pemerintah harus tetap memberikan pembinaan terhadap para peserta didik di sekolah yang tingkat ketidaklulusannya 100 persen tersebut"Esensinya, pemerintah tidak boleh  merugikan peserta didikJadi kalau ada seperti itu keadaannya, maka kita upayakan agar peserta didik kita itu dapat tetap memperoleh pendidikanSama seperti proses UN ini, kami terus melakukan konfirmasi ke sekolah jika terjadi yang aneh-anehMisalnya, kenapa anak-anaknya dapat nilai nol semuaItu ada apa? Apa karena pemindaiannya keliru, atau nilai UAS-nya tidak dikirimHal inilah  yang membuat penyusunan laporan seperti ini cukup memakan waktu yang lama," bebernya.

Mengenai bentuk intervensi pemerintah terhadap 12 sekolah tersebut, Suyanto menegaskan, bentuknya berupa dana pembinaan"Tentu, itu akan kita pikirkanIntervensi seperti itu kan sudah terbukti hasilnya yang signifikan dan hasilnya bisa meningkatkan nilai UN dalam arti rata-rata dan jumlah siswaSehingga intervensi itu akan kita lakukan dan berikan lagi kepada sekolah-sekolah yang UN-nya rendah agar  sekolah-sekolah itu yang bisa dibina dengan baik," terang Suyanto.

Mansyur juga mengatakan, dari 100 kabupaten/kota yang menerima intervensi dari pemerintah pada tahun lalu, hanya ada sekitar  12 kabupaten/kota yang nilai UN-nya mengalami penurunannyaSelebihnya mengalami peningkatan"Nah, untuk tahun ini dapat dipastikan bahwa kami akan lebih  mencermati permasalahannya," tukas Mansyur(cha/jpnn)

Daftar 12 sekolah yang siswanya tidak lulus semua.

1Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Tujo Una Una - 1 sekolah - 9 siswa

2Provinsi Papua Barat , Kabupaten Tambrauw - 1 sekolah - 10 siswa

3Provinsi Malulu Utara , Kabupaten Halmahera Timur - 1 sekolah - 16 siswa

4Provinsi Kalimantan Barat , Kabupaten Ketapang - 2 sekolah - 8 siswa

5Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Bojonegoro dan Sumenep - 2 sekolah - 15 siswa

6Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kebumen, Kendal dan Temanggung - 5 sekolah - 33 siswa.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panitia Pusat Kumpulkan Informasi Joki


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler