jpnn.com, BANDUNG - Puluhan korban First Travel di Kota Bandung mendatangi Mapolrestabes Bandung, kemarin.
Informasi yang diterima, ada 632 jemaah yang diduga menjadi korban First Travel di Bandung.
BACA JUGA: Astaga, 2.502 Calon Jemaah Haji First Travel Belum Berangkat
Salah seorang pelapor, Andrian Darmaji menyebutkan data 632 jemaah dari ucapan lisan pegawai di kantor cabang First Travel Bandung.
“Saya nggak tahu apakah yang lainnya ada yang belum tahu kalau jadi korban atau sudah melapor langsung ke Bareskrim. Kami bikin grup WhatsApp, awalnya 15 orang sekarang sudah 132 yang bergabung. Kalau ditotalkan rugi Rp 1,2 miliar lebih,” ujar Andrian.
BACA JUGA: Korban First Travel Dijanjikan Berangkat Akhir Tahun
Jemaah yang bergabung di grup adalah korban yang gagal berangkat dan sudah melunasi pembiayaan Rp 14 juta.
“Mereka bilang murah karena lagi promo,” lanjutnya.
BACA JUGA: Akbar Tak Yakin Harta Bos First Travel Cukup Untuk Ganti Rugi
Di waktu yang bersamaan, kisah menyedihkan datang dari pasangan suami istri yang sudah menabung selama 16 tahun.
Sekitar 2011 usai Maman Warman (66) pensiun dari guru SD, Emi Andriyani (58) pun mulai menabung sedikit demi sedikit.
Sambil mengusap air mata, Emi mengaku mendapatkan rekomendasi First Travel dari sang anak yang melihat orang tua temannya empat kali berangkat menggunakan First travel.
“Kami percaya, karena itu juga teman dekat anak saya. Jadi saya mulai menabung hingga 28,6 juta untuk berdua,” ucapnya sambil sesekali menghapus air mata.
Keduanya mendaftarkan diri ke kantor cabang First Travel Bandung pada Agustus 2016.
“Uang itu dari hasil tabungan dan sedikit ditambahi oleh anak saya,” tuturnya.
Setelah mendaftar, pasutri itu dijadwalkan berangkat pada Maret 2017. Keduanya menunggu waktu keberangkatan sambil mempersiapkan keperluan masing-masing.
Namun, mendekati hari keberangkatan, kabar buruk diterima mereka.
“Kepergian saya diundur jadi April. Dari April diundur lagi jadi Mei,” ucapnya.
Perasaan keduanya campur aduk usai mendapat kabar tersebut.
Bahkan untuk bisa segera berangkat, keduanya berniat membayar tambahan biaya sebesar Rp 2,5 juta.
“Tapi ketika mau bayar, katanya gelombang pertama habis. Lalu diminta tidak usah bayar nunggu saja bulan Oktober,” tuturnya.
Belum sampai ke waktu yang dijanjikan, kabar mengejutkan lagi-lagi diterima pasutri tersebut.
Bos First Travel, Andika Surachman dan istrinya, Anissa Hasibuan, ditangkap polisi lantaran diduga menipu jemaah.
Emi dan Maman yang merasa menjadi korban penipuan tersebut lalu bergabung dengan jemaah First Travel asal Bandung lainnya untuk melapor ke Polrestabes Bandung.
“Tentu saya kecewa sekali. Saya inginnya uang kembali,” ucap Emi.
Sementara itu, di tempat yang sama Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana menuturkan, akan dibuatkannya posko crisis center khusus korban First Travel guna memudahkannya informasi yang masuk ke pihak kepolisian.
“Mungkin masih banyak yang belum ketahuan, adanya ini untuk mengkoordinir mereka yang belum terdata,” ujarnya kepada wartawan usai menerima para korban.
Meski membuat posko crisis center, Polrestabes Bandung tetap berkoordinasi dengan Bareskrim Mabes Polri untuk penanganan perkara tersebut.
Koordinasi dengan Mabes Polri juga berlaku untuk tindak lanjut atas laporan dari Andrian Darmaji, salah satu korban asal Bandung.
“Tentu kami tetap berkoordinasi dengan Mabes Polri. Karena penanganan kasus ini ada di sana,” pungkasnya.(nda/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan Korban First Travel yang Pernah Diberangkatkan Umrah Rp 13 juta
Redaktur & Reporter : Natalia