17 Dokter Spesialis di RS Regional Sulbar Mengundurkan Diri

Sabtu, 09 Desember 2017 – 00:21 WIB
Dokter. Ilustrasi: The Telegraph

jpnn.com, MAMUJU - Sebanyak 17 dokter spesialis yang bertugas Rumah Sakit (RS) Regional Sulawesi Barat, mengundurkan diri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) alias PNS.

Dampaknya, pasien yang datang langsung pulang tanpa mendapatkan pelayanan kesehatan, Jumat, 8 Desember.

BACA JUGA: Fredrich Yunadi Juga Mundur dari Kuasa Hukum Novanto

Semua pintu poliklinik yang berjumlah 14 ruangan dalam kondisi terkunci. Hanya keluarga pasien dan perawat lalu lalang.

Ini kali kedua pelayanan kesehatan di RS Regional Sulbar terbengkalai. Sebelumnya, 6 November, para dokter spesialis mogok kerja.

BACA JUGA: Zumi Zola Setujui Adiknya Mengundurkan Diri

Namun Jumat kemarin, ketidaknyamanan 17 dokter spesialis di titik kulminasi. Mereka melayangkan surat pengunduran diri kepada Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar.

Sebanyak 14 dokter spesialis mengundurkan diri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pegawai negeri sipil dan tiga dokter spesialis lainnya memutuskan kontrak.

BACA JUGA: Khofifah tak Perlu Mundur dari Mensos, Begini Penjelasannya

Ketidakharmonisan hubungan dengan direktur RS menjadi alasan 17 dokter spesialis memilih hengkang.

Dampaknya sangat besar bagi pasien. Keluhan demi keluhan muncul. Seperti yang diungkapkan Maryam yang datang ke rumah sakit sejak pagi hari.

Rencana, dia hendak memeriksakan kandungan yang telah memasuki usia enam bulan. Namun dia harus pulang dengan rasa kecewa kerena tidak dapat melakukan pemeriksaan.

Dia mengaku tidak tahu harus kemana lagi memeriksakan kandungan. Kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Maryam terdaftar di RS Regional Sulbar.

"Kalau ada masalah di internal, jangan mengorbankan kami para pasien. Masa lain yang bertikai, kami dapat imbasnya," kata Maryam kepada FAJAR (Jawa Pos Group) di lobi RS Regional Sulbar, Jumat 8 Desember.

Keluhan serupa juga diutarakan pasien lainnya, Arisman Saputra. Kakinya yang patah akibat kecelakaan lalu lintas beberapa hari lalu, akhirnya tidak ditangani.

"Ada apa ini, kok tidak ada dokter. Jangan telantarkan kami. Hari ini jadwal saya check up kaki, tetapi tidak ada dokter," keluhnya.

Ketua Komite Medik RS Regional Sulbar, Dr Harpandi Rahim yang hendak dikonfirmasi terkait pengunduran diri para dokter spesialis tidak dapat ditemui.

Pintu kediamannya dalam kondisi tertutup rapat. Dia juga tidak merespons sambungan telepon.

Informasi yang diperoleh, 17 dokter spesialis yang bertanda tangan dalam surat pernyataan mosi tidak percaya dan ingin mengundurkan diri telah meninggalkan Sulbar.

Salah seorang dokter spesialis yang mengajukan pengunduran, Sitti Saenab, dapat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, mengakui pengajuan pengunduran diri seperti yang tertuang dalam surat yang berbeda adalah benar.

Semua dokter yang bertanda tangan telah sepakat. "Itu bentuk kekecewaan kami. Jika mau lebih jelas hubungi dr Harpandi Rahim," pintanya.

Direktur RS Regional Sulbar, dr Andi Munasir mengaku terkejut dengan aksi pengunduran diri yang dilakukan 17 dokter ahli tersebut.

Dia mengklaim semua tuntutan yang pernah dilayangkan para dokter spesialis pada aksi mogok 6 November lalu, telah dipenuhi.

"Saya tidak tahu apa yang mereka (dokter spesialis, Red) maksud dengan mosi tidak percaya pada kinerja kami para direksi. Kalau ada masalah, kenapa selalu mogok yang mengakibatkan pasien dikorbankan," ucapnya.

Munasir mengaku sudah berkonsultasi dengan Pemprov Sulbar. Sekretaris daerah provinsi (sekdaprov) telah menanganinya.

"Saya tinggal menunggu arahan saja. Pak Sekda berjanji akan menerjunkan tim untuk meninjau masalah tersebut," ujarnya.

Kendati terjadi kekosongan dokter spesialis, Munasir menyebut pelayanan kesehatan tetap berjalan. "Kalau masih bisa ditangani dokter umum, kami tetap layani," tuturnya.

Hanya, jika harus mendapat penanganan lebih lanjut, pasien akan dirujuk ke Polman atau Makassar. "Kami tidak mau paksakan jika memang gawat," ucapnya. (edw/har)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Persen Dokter Spesialis Bedah Praktik di Jawa


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler