17 Tahun Sudah Dikepung Asap

Selasa, 08 September 2015 – 05:30 WIB
Kepala BNPB, Willem Rampangilei. FOTO: Natalia Laurens/JPNN.com

jpnn.com - PUTRA daerah asal Sulawesi Utara ini tidak menyangka Presiden Joko Widodo akan memilihnya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Willem Rampangilei dilantik presiden di Istana Negara, Senin (7/9).

Setelah pelantikan tersebut, pria yang akan menempati posisi dengan pangkat bintang tiga itu akhirnya meninggalkan jabatannya sebagai Deputi I Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

BACA JUGA: Dibutuhkan Orang Bertangan Besi

Mantan  Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII Manado dan Kalimantan Timur itu diangkat menggantikan Syamsul Ma'arif ketika beberapa wilayah sedang mengalami darurat asap akibat kebakaran lahan dan hutan.

Kaget memang dipilih, tapi ayah empat anak ini tentu saja tetap berkomitmen akan melanjutkan tugas yang ditinggalkan Syamsul untuknya.

BACA JUGA: Kalau Perlu Kami Boikot

Mantan Kepala Dinas Hidrografi dan Oseanografi (Kadishidros) Mabes AL belum ingin banyak bicara tugasnya sebelum dilakukan sertijab bersama Syamsul. Namun, soal asap, ia percaya hanya langkah pencegahan yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat saat.

Pekerjaan rumah sudah menanti Willem untuk menyelesaikan masalah asap. Tugas boleh berat, tapi Willem menunjukkan sikap optimistis dan terus menebar senyum. Ia juga bersemangat menyebarkan nomor ponselnya sehingga awak media massa mudah menghubunginya saat terjadi bencana di seluruh belahan tanah air. Apa dan bagaimana pandangan Willem terhadap tugas barunya, terutama untuk penanganan asap? Berikut wawancaranya usai dilantik di Istana Negara.

BACA JUGA: Honorer Main Belakang

Pergantian posisi ini mendadak, bagaimana awalnya bapak tahu?

Terima kasih pada semuanya dan teman-teman media semuanya yang sudah hadir dan memberikan doa restu pada saya. Saya baru tahu kemarin. Diberitahu Mensesneg. Saya tidak tahu kenapa bisa mendadak, silakan tanyakan itu pada Presiden Joko Widodo

Bagaimana komitmen bapak untuk penanganan kebakaran hutan?

Ya, kalau komitmen itu kan sudah ada kebijakan pemerintah. Instruksi presiden pun sudah jelas bagaimana kami menanggulangi dan mengurangi asap. Dan ini juga sudah menjadi prioritas nasional, kita tahu bahwa dampak asap begitu luas dan serius terutama pada kesehatan, ekonomi, proses belajar mengajar. Itu kan sudah dan sedang ditangani. Saya yakin semua tahu itu.

Kebakaran hutan sudah terjadi bertahun-tahun terobosan, apa yang akan bapak lakukan?

Saya akan jawab setelah saya sertijab dengan pejabat lama. Kalau saya bicara sekarang saya rasa kurang pas. Tetapi ada satu hal. Memang sebagaimana kita ketahui bahwa bencana asap sudah terjadi 17 tahun. Mungkin kita perlu lebih mengefektifkan lagi upaya pencegahan. Dan lebih mengefektifkan tanggap daruratnya.  Beri sayawaktu, setelah sertijab baru akan saya berikan langkah-langkah yang pasti. Kalau sekarang saya belum punya kapasitas memberikan menginformasikan masalah ini.

Langkah pencegahan seperti apa?

Ya tentunya sebelum terjadi kebakaran kami akan memperkuat tindakan early warning dan early detection. Tentunya tindakan sosialisasi memberikan pemahaman pada masyarakat tentang bahaya dari kebakaran itu sendiri lalu. Harus lebih banyak melibatkan masyarakat untuk mencegah kebakaran ini.

Memberikan pemahaman pada masyarakat soal bahaya kebakaran itu sendiri karena itu sangat merugikan masyarakat karena dampaknya luar biasa, bidang ekonomi dan kesehatan, khususnya ibu sedang hamil dan anak balita. Selain itu juga terjadi delay di beberapa bandara, berapa kerugian yang harus ditanggung.

Bapak ditunjuk kemarin, sudah ada instruksi khusus dari presiden?

Sementara ini belum tapi saya yakin pasti ada nanti.

Dari Pak Syamsul ada instruksi atau pesan khusus?

Belum ketemu dengan beliau. Baru telepon-teleponnya aja. Beliau mengucapkan selamat pada saya dan kami akan sertijab pada Kamis minggu ini. Insya Allah minggu ini

Indonesia bisa enggak bebas dari bencana asap?

Saya yakin bisa

Berapa tahun kira-kira, kan sudah berulang terus setiap tahun?

Begini kalau tanya berapa tahun ada beberapa parameter tadi. Kita tahu penyebab utama kebakaran karena dibakar oleh manusia. Jadi kalau berapa tahun saya belum bisa menjawab.

Jadi apa gagasan bapak?

Dalam kejadian kebakaran, preventif kita harus ditingkatkan. Kalau preventifnya bagus, otomatis tidak terjadi kebakaran.

Kerjasama dengan negara lain enggak untuk bantuan peralatan?

Kalau kerjasama, kami tingkatkan dengan semua stakeholder. Nasional dan internasional. Semua ada aturannya. Dalam UU Penanggulangan Bencana Nomor 24 tahun 2007 itu sudah ada beberapa peraturan lain.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Importir Sudah Puyeng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler