180 Laporan Kecurangan Pemilu, Semua Menuduh Petahana

Minggu, 31 Maret 2019 – 07:45 WIB
Partai pendukung PM Thailand Prayuth Chan-ocha meraih suara terbanyak dalam pemilu yang digelar pekan lalu. Foto: Reuters

jpnn.com, BANGKOK - Minggu (24/3) demokrasi di Thailand diuji. Mereka mengadakan pemilu pertama pascakudeta militer 2014. Sayang, kembalinya demokrasi ke bumi Siam dinodai kecurangan.

Di Bangkok, seorang tentara terekam kamera sedang memantau rekan sejawatnya yang tengah memberikan suara di salah satu tempat pemungutan suara (TPS). Sepertinya, dia sedang mengawasi. Tentu saja pemandangan tersebut menyiratkan kecurangan.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Pemilu Thailand yang Penuh Kecurangan

BACA JUGA: Jangan Ditiru Ya, Kecurangan Petahana di Pemilu Thailand Parah Banget

Celakanya, kamera yang merekam aksi tersebut adalah milih salah satu stasiun televisi lokal yang tengah menyiarkan proses pemilu. Si tentara sepertinya tak sadar dengan kamera yang menyorotnya. Begitu siaran tersebut muncul, dugaan kecurangan yang sejak awal menguar tak bisa dibantah. Buktinya sangat solid.

BACA JUGA: Wow, Partai Pendatang Baru Langsung Duduki Ranking Ketiga

Itu adalah bukti nyata yang bisa dilihat seluruh penduduk di penjuru Thailand. Partai-partai anti junta militer langsung ramai-ramai mengajukan komplain ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hingga kemarin, Sabtu (30/3), sudah ada 180 komplain kecurangan yang masuk ke penyelenggara pemilu Thailand tersebut.

''Ada prajurit militer yang berdiri di TPS untuk melihat apakah prajurit lainnya memberikan suara pada partai tertentu,'' ujar Chris Potranan, kandidat legislator Partai Future Forward.

BACA JUGA: Cegah Militer Kembali Berkuasa, 7 Partai Oposisi Bersatu

Potranan tak terima. Bagi dia, itu adalah intimidasi kepada pemilih. Kecurangan tersebut juga merugikan para kandidat Future Forward. Partai yang baru berdiri setahun lalu itu memang meraup banyak dukungan dari pemilih pemula. Mayoritas di kota-kota besar seperti Bangkok.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Pemilu Thailand yang Penuh Kecurangan

Komplain senada dilontarkan Juru Bicara Future Forward Party Pannika Wanich. Menurut dia, partai promiliter Phalang Pracharat berusaha menyuap pejabat daerah dengan membanjiri mereka dengan uang dan hadiah.

Tujuannya, tentu saja agar mereka berpihak pada partai pengusung Perdana Menteri (PM) Prayuth Chan-o-cha tersebut. ''Itu melanggar hukum, itu bisa dilihat sebagai pembelian suara,'' tegas Wanich sebagaimana dikutip AFP.

Setali tiga uang, para kandidat Pheu Thai Party (PTP) merasa dicurangi. Salah satunya adalah Trirat Sirichantharopas. Dia mencalonkan diri di distrik pemilihan Bangkok.

Menurut dia, penghitungan suara telah dimanipulasi. ''Pengamat kami di TPS melaporkan ketidakakuratan dalam penghitungan suara karena dilakukan di area yang gelap,'' tegasnya sebagaimana dikutip AP.

Tingginya jumlah balot yang dianggap tidak sah tersebut menunjukkan buruknya kinerja KPU. Amael Vier, pejabat urusan program di lembaga independen pengamat pemilu Asian Network for Free Elections (ANFREL), mengungkapkan, karena hal itu, para pemilih mungkin menganggap pemilu kali ini bukan merupakan perwujudan kehendak rakyat. (sha/c22/ano)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilu Thailand: Video Kecurangan Petahana di Markas Tentara


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler