2 Penyebab Industri Pelayaran Stagnan

Senin, 11 Maret 2019 – 12:34 WIB
Ilustrasi kapal. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) memprediksi industri pelayaran stagnan hingga akhir tahun.

Ada dua kendala utama yang mengakibatkan bisnis transportasi air itu tidak bisa tumbuh.

BACA JUGA: Bulog Pastikan Distribusi Beras di Jatim Aman

Yakni, tarif yang terlalu rendah dan kelebihan jumlah armada yang beroperasi.

Ketua Umum DPP Gapasdap Khoiri Soetomo berharap pemerintah mengatur ulang tarif kapal penyeberangan antarpulau.

BACA JUGA: PLN Tawarkan Diskon Tambah Daya Bagi Rumah Tangga

Sebab, tarif yang ditetapkan sudah tidak ideal lagi. Saat ini tarif yang berlaku adalah Rp 700 per mil. Padahal, di luar negeri, rata-rata tarifnya Rp 2.500 per mil.

’’Kami khawatir kondisinya akan semakin buruk jika tarif tidak segera disesuaikan,’’ ujar Khoiri, Minggu (10/3).

BACA JUGA: Rupiah Tertekan Sentimen Global dan Lokal

Menurut dia, tarif juga erat berkaitan dengan jaminan keselamatan penumpang. Jika tarifnya memadai, pengusaha akan bisa memberikan pelayanan dan jaminan keamanan serta keselamatan yang maksimal. Pada akhirnya, penumpang juga yang diuntungkan.

Dalam kesempatan itu, Khoiri juga mengatakan bahwa selain tarif, industri pelayaran dihadapkan kepada masalah kelebihan pasokan kapal alias oversupply.

Maksudnya, jumlah kapal tidak seimbang dengan jumlah dermaga dan juga demand.

’’Kelebihannya luar biasa. Contohnya, Merak–Bakauheni. Dalam sehari, kapal yang bisa beroperasi hanya 34. Padahal, yang punya izin 72,’’ terang Khoiri.

Karena itu, dia mendesak pemerintah memoraturiumkan perizinan kapal.

Jika izin terus diberikan, dia khawatir akan ada lebih banyak armada yang menganggur. Itu berarti iklim usaha tidak lagi kondusif. (car/c4/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyerapan Pupuk Organik Bersubsidi Terus Meningkat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler