BACA JUGA: Bebas Fiskal bagi Pemegang NPWP
Kendati lebih rendah dari target APBN Perubahan 2008 yang dipatok 6,4 persen, laju ekonomi nasional sebesar itu masih tergolong kencang.Meski secara keseluruhan cukup lumayan, kinerja ekonomi pada triwulan ketiga dan keempat 2008 mulai melambat
BACA JUGA: Tarif Telepon Tetap dan Seluler Tak Turun
Untungnya, Indonesia masih tertolong inflasi yang diyakini terus melandai, sehingga konsumsi masyarakat bisa terjaga.Selain itu, stimulus fiskal yang disiapkan mulai 5 Januari diharapkan bisa menjaga agar ekonomi tidak terlalu terpuruk
Tingkat inflasi 2008 mencapai 11,4 persen, lebih tinggi daripada APBNP sebesar 6,5 persen
BACA JUGA: Korban PHK Diusulkan Terima Moratorium KPR
Kemudian suku bunga SBI-3 bulan rata-rata mencapai 9,3 persen, lebih tinggi dari APBNP 7,5 persenNilai tukar rupiah terpuruk di rata-rata Rp 9.691 per USD, lebih lemah dibanding target APBNP sebesar Rp 9.100 per USD.Kemudian harga minyak mentah Indonesia rata-rata USD 96,8 per barel, sedikit di atas target APBNP sebesar USD 95 per barelLifting minyak mentah Indonesia mampu melampaui target 927 barel per hari, yakni menjadi 931 ribu barel per hari.
Defisit APBNP 2008 jauh lebih kecil dibanding target APBNP 2008, yakni hanya Rp 4,2 triliun (0,1 persen PDB)Padahal, dalam APBNP ditargetkan Rp 94,5 triliun atau 2,1 persen PDBRealisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp 981,0 triliun, atau Rp 86,0 triliun (9,6 persen) di atas target APBN-P 2008.
Pencapaian tersebut ditopang realisasi penerimaan perpajakan yang mencapai Rp 658,7 triliun atau Rp 49,4 triliun (8,1 persen) di atas targetRealisasi PNBP (penerimaan negara bukan pajak) tercatat Rp 320,1 triliun, atau Rp 37,2 triliun (13,2 persen) lebih tinggi daripada targetTingginya realisasi PNBP tersebut terutama disebabkan lebih besarnya realisasi harga dan lifting minyak mentah.
Kemudian realisasi belanja negara mencapai Rp 985,3 triliun, atau Rp 4,2 triliun (0,4 persen) di bawah pagu APBNP 2008Realisasi belanja pemerintah pusat Rp 692,6 triliun atau Rp 4,4 triliun (0,6 persen) di bawah pagu, serta belanja kementerian/lembaga Rp 265,3 triliun atau 91,5 persen dari pagu dalam APBNP 2008.
Lalu realisasi subsidi energi (BBM dan listrik) Rp 223 triliun, atau Rp 35,9 triliun (19,2 persen) di atas pagu APBNP 2008Membengkaknya subsidi disebabkan bertambahnya volume konsumsi BBM, depresiasi nilai tukar rupiah, dan lebih tingginya realisasi harga minyak mentah(sof/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Gas Tangguh Mulai Mei
Redaktur : Tim Redaksi