JAKARTA—Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo mengakui bahwa tahun 2010 merupakan tahun terberat baginya dan bagi lembaga yang dipimpinnyaBukan hanya target yang harus dicapai, namun lebih pada banyaknya kasus-kasus yang menjadi sorotan publik.
‘’Tahun 2010 ini merupakan tahun berat, sangat berat
BACA JUGA: Pegawai Pajak Nakal Tak Diberi Tunjangan
Apalagi kasus Gayus, Bahasyim dan praktek-praktek pelanggaran lainnya yang justru terjadi di awal reformasiNamun syukurnya kata Tjiptardjo, jajaran Ditjen Pajak tidak berlama-lama membiarkan diri dalam shock theraphy kasus yang terus datang
BACA JUGA: Tak Mau Gegabah Layani Klaim Turis
Reformasi total sekaligus membuat sistem pengawasan berlapis, langsung dilakukan untuk melakukan pembenahan bersama.‘’Dalam tahun ini, saya Dirjen Pajak sudah seperti minum obat
BACA JUGA: 60 Juta RT jadi Target NPWP
Kalau waktu itu kita hanya mengurusi klarifikasi, mungkin kita jalan ditempatPadahal Ditjen pajak harus mengawal penerimaan negaraTapi syukurlah kita langsung bergerak cepat dan berbenah diri melakukan reformasi total,’’ kata Tjiptardjo.Evaluasi dilakukan katanya secara menyeluruhMulai dari merevisi beberapa peraturan sampai melakukan berbagai perubahan kebijakan krusial dengan meuncurkan program-program baruStrategi yang berlaku menyeluruh pun dilakukan untuk membenahi sistem yang dinilai rawan disalahgunakan oknum.
‘’Tahun 2011, tantangan kita semakin beratApalagi tax ratio hingga 2014 akan terus meningkatSaat ini sudah ada 331 kantor pelayanan dan ada 21 Kanwil pajak, ini sebuah dinamika baru yang sangat cepatApalagi di 2011, banyak pajak yang diserahkan ke Pemda dan pada tahun 2013, PBB perkotaan dan desa juga kita serahkan,’’ kata Tjiptardjo.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fiskal Gratis Mulai Januari 2011
Redaktur : Tim Redaksi