2017, Kebutuhan Semen Mencapai 65,1 Juta Ton

Rabu, 28 Desember 2016 – 14:22 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JPNN.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memasang target ambisius tahun depan.

Pertumbuhan industri diproyeksi mencapai 5,4 persen.

BACA JUGA: Industri Baja Optimistis, Keramik dan Granit Pesimistis

Angka itu melampaui proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2017 sebesar 5,1 persen.

Angka tersebut juga lebih tinggi daripada proyeksi pertumbuhan industri 2016 sebesar 4,8–5,2 persen.

BACA JUGA: Industri Minerba Bergantung Konsistensi Regulasi

Keyakinan tersebut didorong berbagai upaya dan kebijakan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Misalnya, deregulasi, pembangunan infrastruktur, serta penurunan harga gas industri.

BACA JUGA: Pemerintah Tekankan Hilirisasi Sektor Minerba

Pembangunan infrastruktur pun masih menjadi salah satu penopang pertumbuhan industri.

Ada beberapa sektor yang langsung merasakan dampak pembangunan infrastruktur.

Terutama industri yang bergerak di sektor konstruksi seperti baja, semen, maupun keramik.

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk Agung Wiharto mengatakan, permintaan semen menjadi salah satu indikator sahih pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.

’’Kita bisa melihat kalau permintaan semen naik tinggi di suatu daerah berarti geliat ekonominya di daerah itu memang bagus,’’ katanya.

Industri semen pada 2017 diproyeksikan mampu tumbuh 4–5 persen.

Total kebutuhan semen pada 2017 mencapai 65,1 juta ton.

Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan permintaan semen tahun ini yang hanya satu persen.

’’Implementasi infrastruktur juga akan berdampak ke sektor ritel,’’ ujarnya.

Kenaikan permintaan semen diperkirakan mulai terasa pada kuartal kedua dan ketiga 2017.

Pada awal tahun seperti Januari dan Februari, permintaan semen masih landai.

Penyebabnya, antara lain, curah hujan yang tinggi dan jumlah hari yang pendek pada Februari jika dibandingkan dengan bulan lainnya.

’’Mulai Maret hingga April, permintaan bakal pulih. Lalu, permintaan akan mencapai puncaknya pada Juli, Agustus, September, maupun Oktober, tetapi minus pada saat Hari Raya Lebaran,’’ jelas Agung.

Dia menyebutkan, pada periode itu kenaikan permintaan semen bisa tumbuh 5–10 persen kalau dibandingkan dengan bulan lainnya.

Sebab, penyerapan anggaran pemerintah cukup gencar. Juga, pemulihan permintaan pasca-Lebaran dan musim kemarau. (vir/c14/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Daerah Pengonsumsi Semen Terbanyak Selama 2016


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler