jpnn.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji tiga inisiatif untuk memperdalam pasar berbasis digital.
”Tiga inisiatif akan di-launching pada 2019, yakni index future, single stock, dan structure waran,” kata Direktur Utama BEI Inarno Djayadi di Solo, Jawa Tengah, akhir pekan kemarin.
BACA JUGA: Dana Pensiun Rp 250 Triliun, Di Pasar Modal Hanya 11,91 %
Menurut Inarno, upaya memperdalam pasar modal itu terkait dengan fokus BEI memperluas akses investor ritel.
Bahkan, kata Inarno, BEI juga tengah mengkaji perubahan satuan lot dari 100 saham menjadi jumlah lebih kecil pada setiap lot.
BACA JUGA: Penyebab Utama BPD Sulit Melantai di Bursa
”Kami tetap berpikir ke arah investor ritel kecil,” imbuh Inarno.
Terkait pertambahan jumlah emiten baru tahun depan, BEI kembali menargetkan bisa merangkul 35 perusahaan tercatat.
BACA JUGA: Investor Lokal Dominasi Pasar Modal
”Tahun depan kami tidak mengurangi target. Walaupun ada pemilihan umum presiden (pilpres), kami tetap optimistis dan bahkan bisa di atas 35 emiten,” tegas Inarno.
Dia menyebutkan, sepanjang tahun ini BEI telah mengantarkan 51 perusahaan mencatatkan saham di pasar modal dengan nilai emisi Rp 14,92 triliun dan masih ada sepuluh perusahaan di pipeline.
”Nilai emisi tahun ini merupakan tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya,” ucap Inarno.
Berdasar data BEI, secara umum rata-rata nilai emisi 51 perusahaan tercatat itu terbilang kecil.
Hanya PT Bank BRIsyariah (BRIS) dan PT Medialoka Hermina (HEAL) yang memiliki nilai emisi atas Rp 1 triliun.
”Kami bukan hanya ingin merangkul perusahaan kecil. Kalau dari sisi pencapain, kami sudah termasuk tinggi dibanding edisi 2010 lalu. Kami memang tidak hanya fokus mencari perusahaan besar. Sebab, kami ingin mengajak UKM dan startup,” tegas mantan komisaris BEI itu. (jaa)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Investor Pasar Modal Kaltim dan Kaltara Meningkat Pesat
Redaktur & Reporter : Ragil