jpnn.com, JAKARTA - Alokasi dana kelolaan asset under management (AUM) dana pensiun di pasar modal hanya sebesar 11,91 persen.
Padahal, dana pensiun di Indonesia tercatat Rp 250 triliun atau 1,7 persen produk domestik bruto (PDB).
BACA JUGA: Penyebab Utama BPD Sulit Melantai di Bursa
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab minimnya AUM di bursa saham.
Salah satunya adalah minimnya pemahaman karakteristik investasi produk saham, terutama pada pengurus dan dewan pengawas dana pensiun.
BACA JUGA: Strategi BEI Aktif Gaet Investor Pemula
”Mereka lebih suka return tidak optimal tapi dampaknya positif dari tahun ke tahun,” ungkap Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (1/11).
Hasan menerangkan, secara historikal, BEI mencatatkan return terbaik secara global jika investasinya sepuluh tahun.
BACA JUGA: BEI Kaji Ulang Aturan Suspensi Saham
Mengacu pada Peraturan OJK No 03/POJK.05/2015 tentang Investasi Dana Pensiun, tidak ada aturan spesifikasi ke mana dana harus dialokasikan.
Hasan menargetkan 30 persen alokasi dari dana pensiun bisa masuk ke pasar saham.
Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri menyampaikan, idealnya 35 persen dana pensiun masuk ke pasar modal.
Dia menerangkan, dana pensiun berkarakteristik jangka panjang, mulai 20 hingga 30 tahun.
”Saham, kan, instrumennya jangka panjang. Saya kira selayaknya kalau dana pensiun diinvestasikan ke sana,” kata Suheri.
Namun, banyak yang masih mencari investasi yang lebih aman dengan fix income. Asumsi mereka, saham memiliki risiko lebih besar. Menurut dia, jika fundamental emiten bagus, seharusnya tidak jadi kekhawatiran.
Suheri mencontohkan yang terjadi pada 2008, saat indeks yang negatifnya besar, ternyata tahun depannya positifnya jauh lebih tinggi.
”Mestinya berpikir jangka panjang,” ucap Suheri. (nis/c10/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Penjelasan BEI kepada Mabes Polri Soal Saham BFIN
Redaktur : Tim Redaksi