JAKARTA--Pemerintah pusat mengklaim serius menuntaskan buta aksara penduduk usia 15-44 tahunAnggota masyarakat yang sebelumnya buta huruf dibina menjadi melek huruf dan memiliki kemampuan dasar
BACA JUGA: Pemkot Tangsel Tak Janjikan Ganti Rugi
Hanya saja,yang sudah melek huruf bisa balik lagi buta huruf.Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Wartanto di dalam konferensi pers peringatan Hari Aksara Internasional ke-46, di Gedung Kemdiknas , Jakarta, Kamis (8/9) .
"Sudah bertahun-tahun (pemerintah) melakukan berbagai upaya untuk mengurangi buta aksara
Wartanto menyampaikan, kriteria penyandang buta aksara yaitu buta aksara dan angka, buta bahasa Indonesia, dan buta pengetahuan dasar
BACA JUGA: Siswa SDN Cibar Belajar di Teras
Dia mengatakan, upaya penuntasan buta aksara telah berhasil menekan angka buta aksara menjadi 8,3 juta orang atau 4,79 persen dari jumlah penduduk Indonesia pada 2010BACA JUGA: Dana Rehabilitasi Langsung Ditransfer ke Sekolah
"Pemerintah terus mengupayakan supaya buta aksara di Indonesia semakin berkurang dan menjadi negara yang dianggap buta aksaranya mendekati angka kecil," terangnya.Wartanto mengungkapkan, mereka yang telah bebas buta aksara dapat kembali lagi menjadi buta aksara karena kurangnya pembinaan dan tindak lanjutDia mencontohkan, setiap hari masyarakat masih menggunakan bahasa ibu dan kurang menggunakan bahasa IndonesiaAkhirnya kemampuan bahasanya turun lagi"Kondisi lingkungannya kurang mendukung orang yang bebas buta aksara untuk menyalurkan kemampuannya supaya meningkat menjadi buta aksara kembali," imbuhnya.
Wartanto menyebutkan, berdasarkan data hasil evaluasi hampir 30 persen mereka yang sudah melek aksara kembali buta aksara lagi karena kurang memperoleh pembinaan"Daerahnya bisa saja terjadi di kota, tetapi rata-rata terjadi di daerah pedesaan dan sarana dan prasarana dan dukungan pembinaan terbatas," ujarnya.
Pemerintah, kata Wartanto, melakukan berbagai program agar penduduk yang sudah melek aksara dapat meningkatkan kemampuan mengenal aksara dan pengetahuan dasarDia menyebutkan, langkah yang ditempuh adalah membuat buku atau buletin, mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM), dan menggandeng organisasi mitra seperti PKK, Aisyiyah, Kowani, Dharma Wanita, dan Muslimat NU
"Pemberantasan buta aksara tidak hanya di desa, tetapi di tempat keagamaan seperti masjid, geraja, dan kelentengKami tidak membayar mereka, tetapi dana yang diberikan untuk proses pembejaran," katanya(Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nuh Akui Masa Transisi BHMN Picu Konflik di PTN
Redaktur : Tim Redaksi