31 Juta Penduduk Masih Miskin

Pengentasan Kemiskinan Lambat

Jumat, 02 Juli 2010 – 07:07 WIB
Warga di pedalaman Papua mengantri untuk mendapat jatah beras, Kamis (1/7). Foto : Cendrawasih Pos/JPNN

JAKARTA - Program pengentasan kemiskinan sepertinya harus ditingkatkanPasalnya, data per akhir Maret 2010 menunjukkan, jumlah penduduk miskin di Indonesia masih mencapai 31,02 juta orang.
     
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, jumlah penduduk miskin tersebut turun 1,51 juta dibandingkan angka pada Maret 2009 yang sebesar 32,53 juta

BACA JUGA: Pemerintah Terbitkan Paspor Jamaah Haji

"Artinya, saat ini masih ada 13,33 persen penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan," ujarnya di Kantor BPS, Kamis (1/7).
     
Menurut Rusman, penurunan angka kemiskinan pada periode Maret 2009 - Maret 2010 ini lebih lambat dibandingkan penurunan angka kemiskinan periode Maret 2008 - Maret 2009
"Kita tidak bisa mengatakan kalau program pengentasan kemiskinan tidak berhasil, tapi memang agak lambat," katanya.
     
Rusman mengatakan, melambatnya penurunan jumlah penduduk miskin ini diantaranya disebabkan karena pada periode Maret 2008 - Maret 2009, pemerintah masih menjalankan program Bantuan Langsung Tunai (BLT)

BACA JUGA: Honor Birokrat Dianggap Terlalu Boros

"Harus diakui, program BLT cukup efektif mengangkat penduduk dari garis kemiskinan," terangnya.
     
Ketika ditanya mengenai parameter garis kemiskinan yang digunakan BPS, Rusman mengatakan, seorang penduduk dikatakan miskin jika pengeluarannya per hari berada di garis kemiskinan yang pada periode Maret 2009 - Maret 2010 ada di angka Rp 211.762 per kapita per bulan atau rata-rata Rp 7.000 per hari
"Artinya, kalau pengeluaran seseorang di bawah Rp 7 ribu per hari, maka dia masuk kategori masyaralat miskin," paparnya.
     
Rusman menyebut beberapa faktor yang membuat jumlah penduduk miskin turun meski hanya tipis, di antaranya adalah inflasi yang relatif rendah, sehingga harga-harga barang tidak terlalu mahal

BACA JUGA: KPK Tahan Direktur Masaro Radiokom

"Faktor lain, rata-rata upah harian buruh tani dan buruh bangunan masing-masing naik sebesar 3,27 persen dan 3,86 persen," sebutnya.
     
Selain itu, naiknya angka produksi padi pada juga menjadi faktor penurunan jumlah penduduk miskinDitambah lagi dengan naiknya Nilai Tukar Petani yang pada Maret 2010 naik 2,45 persen dibandingkan periode Maret 2009"Ini sangat membantuSebab, kita tahu, sebagian besar penduduk miskin bekerja di sektor pertanian," terangnya.
     
Data BPS juga menunjukkan, persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah selama periode iniPada Maret 2009, sekitar 63,38 penduduk miskin terdapat di perdesaanSedangkan pada Maret 2010, penduduk miskin yang ada di perdesaan naik tipis ke angka 64,23 persen.
     
Peningkatan persentase penduduk miskin di perdesaan ini menjadi sorotan BPSSetelah dikalkulasi, ternyata, selama periode Maret 2009 - Maret 2010, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,81 juta, dari 11,91 juta pada Maret 2009 menjadi 11,10 juta pada Maret 2010Sementara di daerah perdesaan, jumlah penduduk miskinnya hanya berkurang sebanyak 0,69 juta, yakni dari 20,62 juta pada Maret 2009 menjadi 19,93 juta pada Maret 2010.
     
"Artinya, penurunan jumlah penduduk miskin di perkotaan lebih banyak dibandingkan di perdesaanMemang, kita tidak bisa langsung mengatakan kalau kebijakan penanganan kemiskinan kita pro urban (penduduk di perkotaan, Red)Tapi, sepertinya, program pengentasan kemiskinan seperti BLT atau raskin (beras untuk masyarakat miskin), ataupun Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) memang lebih banyak dinikmati oleh penduduk miskin di kota yang lebih terkonsentrasi, dibandingkan penduduk miskin di perdesaan yang tersebar," paparnya.
   
Rusman menambahkan, naik turunnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh harga bahan pangan"Yang memprihatinkan, penduduk miskin kita menempatkan rokok sebagai komoditas ke dua yang mereka konsumsi setelah bahan panganBahkan, data menunjukkan, persentase penduduk miskin yang mengonsumsi rokok, lebih tinggi dibandingkan penduduk tidak miskin yang mengonsumsi rokok," ujarnya(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PB NU Larang Nahdliyin Masuk FPI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler