jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama Bank PT Bank Tabungan Negara (BTN Maryono) mengatakan, sektor perumahan nasional pada tahun depan akan terus membaik.
Penopangnya yakni perbaikan beberapa faktor penentu pertumbuhan bisnis properti.
BACA JUGA: Dukung UKM, Mandiri Beri Pelatihan dan Pendampingan
Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang positif, tingkat suku bunga acuan yang cenderung turun, bonus demografi, hingga pembangunan infrastruktur yang terus tumbuh.
Selain itu, lanjut Maryono, ruang bisnis sektor perumahan pun masih luas untuk dikembangkan.
BACA JUGA: Promo Terbaru UOB Manjakan Nasabah Penggemar Travelling
Hingga September 2016, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB berkisar 2,5-2,8 persen.
”Dengan kontribusi itu, artinya masih banyak ruang bisnis yang bisa dikembangkan. Untuk itu, Bank BTN mendorong penciptaan pengembang baru di sisi supply dan terus berinovasi dalam digital banking untuk akselerasi demand,” ujar Maryono dalam acara Forum Ekonomi Nusantara di Jakarta, Rabu (14/12).
BACA JUGA: Pembentukan Holding BUMN Energi dan Pertambangan Molor
Proyeksi positif bagi sektor perumahan, tambah Maryono, juga melihat sektor properti menjadi salah satu prioritas pemerintah.
Apalagi, dalam sektor properti nasional, BTN tak hanya berperan sebagai lembaga pembiayaan.
BTN juga menjadi inisiator dan integrator serta pusat informasi dan keahlian.
Maryono menjelaskan, untuk mendorong lahirnya wirausaha baru di bidang properti, pihaknya telah memiliki program mini MBA in Property.
Hingga kini, program tersebut telah meluluskan 235 calon wirausaha di sektor properti.
Targetnya, lulusan program ini akan meningkat menjadi 1.000 orang pada 2017.
Tahun depan, lanjut Maryono, Bank BTN juga akan mengokohkan digital mortgage perseroan.
”Dengan sistem ini, masyarakat bisa mengajukan kredit pemilikan rumah [KPR] secara online,” tutur Maryono.
Adapun, hingga Oktober 2016, pertumbuhan bisnis Bank BTN (unaudited) masih berada di atas industri.
Perseroan mencatat peningkatan aset sebesar 18,08 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp167,74 triliun di Oktober 2015 menjadi Rp197,72 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Kredit pun naik 16,63 persen yoy dari Rp132,89 triliun pada Oktober 2015 menjadi Rp 154,99 triliun di Oktober 2016.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 19,01 persen yoy dari Rp124,4 triliun per Oktober 2015 menjadi Rp148,05 triliun pada Oktober tahun ini. (vit/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Prabowo: Pak Presiden Jangan Anak Tirikan Antam
Redaktur : Tim Redaksi