jpnn.com, JAKARTA - Selamat pagi pembaca setia JPNN.com, hari ini kami sajikan berita terpopuler sepanjang Kamis (17/3) tentang Pendeta Saifudin minta 300 Ayat Al-Quran dihapus, Ustaz Yusuf Mansur memberikan pernyataan keras, hingga ketum honorer menyebut ada masalah serius pada penetapan NIP PPPK. Simak selengkapnya!
Jangan lupa ya, tetap pakai masker saat bepergian, rutin mencuci tangan dan menjaga jarak karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
1. Kasus Doni Salmanan, Arief Muhammad Tiba di Bareskrim Polri, Di Mana Reza Arap?
Proses pemeriksaan sejumlah saksi dalam kasus Doni Salmanan terus bergulir di Bareskrim Polri. Pada hari ini, Reza Arap dan Arief Muhammad mendatangi Bareskrim Polri untuk memenuhi panggilan pemeriksaan oleh polisi.
Reza Arap tiba sekitar pukul 09.47 WIB.
Adapun Arief Muhammad tiba sekitar pukul 10.00 WIB. Reza Arap enggan berkomentar dan memilih langsung memasuki ruang penyidik.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Kasus Doni Salmanan, Arief Muhammad Tiba di Bareskrim Polri, Di Mana Reza Arap?
2. Pernyataan Terbaru Pendeta Saifuddin soal Minta 300 Ayat Al-Qur'an Dihapus, Masih Mengotot
Menko Polhukam Mahfud MD menilai pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al-Qur'an tergolong perbuatan menistakan agama.
Menanggapi pernyataan Mahfud MD itu, Saifuddin Ibrahim mengeklaim pernyataannya itu tidak bermaksud untuk menista agama.
Namun, dia tetap memohon kepada Gus Yaqut menghapus ratusan ayat Al-Qur'an yang dianggap menimbulkan kekacauan, kebencian, dan ancaman bagi orang Kristen.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Pernyataan Terbaru Pendeta Saifudin soal Minta 300 Ayat Al-Qur'an Dihapus, Masih Mengotot
3. Pernyataan Ustaz Yusuf Mansur Sangat Keras Soal Pendeta Saifuddin: Sangat Mengganggu & Mengusik!
Pernyataan Ustaz Yusuf Mansur sangat keras menanggapi video Pendeta Saifudin Ibrahim yang bikin geger dan viral di media sosial karena meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar menghapus 300 ayat Al-Qur'an yang disebut pemicu hidup intoleran dan radikal.
"Begini-begini sangat mengganggu dan mengusik," kata Ustaz Yusuf Mansur melalui akun pribadinya di Instagram, Kamis (17/3).
Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an itu meyakini jika persoalan ini dibiarkan bisa menjadi masalah serius yang menggangu hubungan antarpemuka agama dan antarumat beragama di Indonesia.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Pernyataan Ustaz Yusuf Mansur Sangat Keras Soal Pendeta Saifudin: Sangat Mengganggu & Mengusik!
4. Amalan di Malam Nisfu Syaban, Insyaallah Rezeki akan Mengalir Sepanjang Tahun
Kamis (17/3) malam ini bertepatan malam Nisfu Syaban atau pertengahan bulan Syaban dalam kalender Hijriah. Nisfu Syaban bermakna "nisfu" artinya "pertengahan", sedangkan "Syaban" berarti "bulan ke delapan dari nama-nama bulan kalender Hijriah".
Ustaz Muhammad Habsyi menyampaikan ada banyak amalan kaum sholihin di malam Nisfu Syaban, di antaranya diajarkan para Salaf Habaib.
"Barang siapa yang pada malam nisfu syaban menulis Surat Shad ayat 54 di atas kertas kemudian diletakkan di tempat menyimpan uang, insyaallah rezekinya akan mengalir sepanjang tahun," tulis Ustaz Muhammad Habsyi melalui akunnya di Instagram, Kamis (17/3).
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Amalan di Malam Nisfu Syaban, Insyaallah Rezeki akan Mengalir Sepanjang Tahun
5. Ketum Guru Honorer Sebut Ada Masalah Baru Dalam Penetapan NIP PPPK, Kali Ini Serius Banget
Ketum Forum Guru Honorer Bersertifikasi Sekolah Negeri (FGHBSN) Nasional Rizki Safari Rakhmat mengungkapkan ada masalah baru dalam penetapan NIP PPPK.
Masalah tersebut adalah pertimbangan teknis (Pertek). Rizki mengungkapkan, penetapan NIP PPPK di sebagian besar daerah terkendala oleh Pertek Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Para guru honorer yang lulus PPPK tahap 1 harus menunggu terbitnya Pertek sebagai dasar penetapan NIP dan SK PPPK.
Baca selengkapnya, klik link di bawah:
Ketum Guru Honorer Sebut Ada Masalah Baru Dalam Penetapan NIP PPPK, Kali Ini Serius Banget
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Berita Terpopuler: Jokowi Tiba di Titik Nol IKN, Sebuah Kebijakan Terungkap, Ada yang Berbeda
Redaktur & Reporter : Elvi Robia