5 Daftar Harga Kebutuhan Pokok yang Naik Pada 2022, Sabar Bun

Selasa, 01 Maret 2022 – 10:37 WIB
Masyarakat dikejutkan dengan lonjakan harga yang terjadi pada akhir 2021 hingga memasuki awal 2022 ini. Ilustrasi pasar: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat dikejutkan dengan lonjakan harga yang terjadi pada akhir 2021 hingga memasuki awal 2022 ini.

Pasalnya, kenaikan itu secara beruntun itu memengaruhi harga kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, tahu, tempe, daging, hingga LPG nonsubsidi ikut terdampak.

BACA JUGA: Curhat Perajin Tempe Soal Harga Kedelai hingga Omzet Anjlok

Berikut daftar kenaikan harga kebutuhan pokok akhir 2021 hingga saat ini:

1. Minyak Goreng

Harga bahan pokok yang satu ini membuat resah masyarakat, bahkan kenaikan minyak goreng terjadi sejak November 2021.

BACA JUGA: Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik Lagi, Simak Penjelasan Pertamina

Minyak goreng kemasan bermerek sempat naik hingga sekitar Rp 24 ribu per kilogram.

Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan membuat kebijakan HET minyak goreng, yakni Rp 14 ribu per liter.

BACA JUGA: Jangan Harap Daging Impor Masuk ke Jatim, Simak Nih Kata-Kata Tegas Khofifah

Namun, kebijakan tersebut hingga saat ini masih membuat minyak goreng langka baik di supermarket maupun pasar tradisional.

Hal itu terkihat pada rak-rak toko ritel modern yang biasanya dipenuhi produk minyak goreng dari berbagai merek kini masih terlihat kosong.

2. Tahu dan Tempe

Kenaikan harga kedelai sempat membuat para perajin tempe dan tahu melakukan mogok produksi serentak selama tiga hari, yakni 21-23 Februari 2022.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin menyampaikan aksi mogok merupakan respons terhadap kenaikan harga kedelai.

Harga kedelai sangat berdampak kepada perajin tahu dan tempe, bahkan tak sedikit yang memperkecil ukuran makanan andalan masyarakat ini agar tidak menaikan harga sehingga tetap bisa untung.

Di samping itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai USD 15,77 per bushles.

Kenaikan itu cukup tinggi sebesar 18,9 persen dibanding minggu pertama Januari 2022 yang mencapai USD 13,26 per bushles.

Hal ini berdampak kepada harga kedelai impor di tingkat perajin menjadi berkisar sebesar Rp 11.631,00 per kilogram.

Kendati demikian, Kementerian Perdagangan saat ini sedang merumuskan solusi terbaik dalam persoalan tuntutan perajin tahu dan tempe akibat dari kenaikan harga kedelai.

3. BBM Nonsubsidi

PT Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga tiga produk bahan bakar minyak atau BBM nonsubsidi.

Harga baru ketiga produk ini telah berlaku mulai tanggal 12 Februari 2022.

Penyesuaian harga BBM nonsubsidi ini guna mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.

Diketahui harga minyak mentah Indonesia atau ICP per Januari 2022 telah mencapai USD 85 per barel atau naik sekitar 17 persen dari indeks bulan sebelumnya.

Kenaikan harga yang signifikan inilah yang membuat Pertamina lantas mengambil sikap menyesuaikan harga BBM nonsubsidi tersebut.

Produk Pertamax Turbo (RON 98) kini dijual Rp 13.500 per liter, Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 13.200 per liter, dan Dexlite (CN 51) menjadi Rp 12.150 per liter untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen.

4. Daging Sapi

Tak lama setelah perajin dan pedagang tahu tempe melakukan mogok kerja karena tingginya harga kedelai, pedagang daging juga merasakan hal yang sama.

Kenaikan harga daging sempat memicu aksi mogok kerja. Namun, berhasil dibatalkan lantaran tuntutan mereka telah dipenuhi pemerintah.

Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Sapi (JAPPDI) Asnawi minta pemerintah mengintervensi fluktuasi harga daging sapi yang naik sejak Desember 2021 hingga Februari 2022.

Dia menjelaskan bahwa kelangkaan karena memang pasokan jika mengandalkan sapi impor memang kurang.

Oleh karena itu, pedagang berharap pemerintah mendatangkan sapi lokal ke Jabodetabek.

Setelah ada intervensi dari pemerintah kini harga daging saat berkisar antara Rp 125-Rp 130 ribu per kilogram dari harga Rp 140 ribu per kilogram.

5. LPG Nonsubsidi

Ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina membuat harga rata-rata minyak mentah dunia mengalami kenaikan mencapai USD 100 per barel pada 24 Februari 2022.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina akan berdampak ke Indonesia.

Bhima menilai efek dari kenaikan harga minyak mentah bisa berdampak ke penyesuaian harga BBM, listrik, LPG dalam waktu dekat.

Saat ini harga LPG nonsubsidi sudah mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp 13.500 per kilogram menjadi Rp 15.500 per kilogram.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menjelaskan bahwa penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.

"Tercatat, harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai 775 USD ler metrik ton, naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021," jelas Irto.

Dia menjelaskan penyesuaian harga ini telah mempertimbangkan kondisi serta kemampuan pasar LPG nonsubsidi.

Namun, untuk LPG subsidi 3 kilogram Irto menyatakan bahwa tidak ada perubahan harga yang berlaku.(mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh! Tukang Daging di Jakarta Ancam Mogok Dagang 5 Hari


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler