5 Tahun, 4.408 Kali Bencana Alam

Senin, 23 Agustus 2010 – 12:51 WIB
JAKARTA- Indonesia termasuk salah satu negara yang terletak pada titik rawan bencana paling aktif di duniaBerdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam kurun waktu 5 tahun saja yakni dari tahun 2004-2009, Indonesia harus mengalami 4.408 peristiwa bencana alam.

Bencana alam ini terdiri dari gempa bumi sebanyak 71 peristiwa, gempa bumi dan tsunami sebanyak 2 peristiwa, letusan gunung berapi sebanyak 24 peristiwa, tanah longsong sebanyak 469 peristiwa, banjir disertai tanah longsor sebanyak 158 peristiwa, banjir sebanyak 1.916 peristiwa, kekeringan sebanyak 1.083 peristiwa, angin topan sebanyak 580 peristiwa dan gelombang pasang sebanyak 105 peristiwa.

Dalam paparan nota keuangan RAPBN 2011, biaya rehabilitasi atau pemulihan infrastruktur publik dan rumah tangga yang sebagian besar tidak memiliki perlindungan keuangan, memberikan beban yang cukup besar pada pengeluaran publik.

Dicontohkan, pada saat bencana Tsunami Aceh dan Nias pada tahun 2004, kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp40 triliun lebih

BACA JUGA: Vonis Hakim Dinilai Banyak Kekhilafan

Sedangkan untuk gempa Jogjakarta tahun 2006, kerugian lebih dari Rp29 triliun
Pemerintah pun menghabiskan anggaran rekonstruksi lebih dari Rp37 triliun untuk Aceh dan Nias serta sekitar Rp1,6 triliun untuk Yogyakarta.

Belajar dari berbagai pengalaman tersebut, maka berdasarkan UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, maka dalam RAPBN 2011 Pemerintah kembali mengalokasikan dana kontijensi bencana alam sebesar Rp4 triliun.

Perihal banyaknya bencana alam ini, akhir pekan lalu di Jakarta, Menko Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan bahwa Indonesia memang wajib waspada terhadap berbagai dampak perubahan iklim ekstrem yang terjadi

BACA JUGA: Perkaya Orang Lain, Ismeth Diganjar 2 Tahun Penjara

Apalagi iklim ekstrem saat ini dialami hampir seluruh negara di dunia.

"Tidak hanya Indonesia, tapi dialami seluruh dunia
Saya telah minta betul kepada media untuk menyampaikan hal ini kepada masyarakat, bahwa kita harus waspada terhadap kemungkinan apapun

BACA JUGA: Fatwa Hanya Ditujukan Kepada Ulama !

Yang paling nyata saat ini adalah perihal ketahanan panganKarena perubahan iklim ekstrem, beberapa Negara telah menutup kran ekspor mereka," tegas Hatta Radjasa.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud Tolak Kirim Tim Pembahas Revisi UU MK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler