Unpad Dorong Penggunaan Energi Terbarukan

Senin, 05 Desember 2016 – 16:13 WIB
(kiri-kanan) Panitia, Ketua Program Studi DIM FEB Unpad Ina Primiana.\, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Dharma, Direktur Utama PT. Tirta Gemah Ripah Emryas Imsak Soelaiman, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Dirjen Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi, Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Arif Budisusilo, dan moderator, melakukan foto bersama usai acara Seminar Nasional Doctorate Business Issue (Dorbis) Executive Forum 2016 dengan tema "Pemanfaatan Energi Alternatif untuk Mendukung Re-Industrialisasi" di Bandung, Sabtu (3/12). Foto: Ist for JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Universitas Padjajaran menaruh perhatian besar terhadap re-industrialisasi pada energi baru dan terbarukan.

Hal itu terlihat dalam Doctorate Business Issue (Dorbis) Executive Forum 2016 dengan tema Pemanfaatan Energi Alternatif untuk Mendukung Re-Industrialisasi di Bandung, Sabtu (3/12).

BACA JUGA: Astaga! Atap Sekolah Tiba-Tiba Ambruk

Acara itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Hendra  Iswahyudi (Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM), Emryas Imsak Soelaiman (Direktur Utama PT. Tirta Gemah Ripah), dan Surya Dharma (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia)

"Kami dari Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjadjaran (DIM Unpad) harus peka terhadap isu-isu bisnis yang saat ini sedang diangkat. Kemarin Presiden Joko Widodo mengangkat soal energi yang masih jadi persoalan, untuk itu kami membuat diskusi ini untuk mencari jalan keluar mengenai masalah energi," kata Ketua Program Studi DIM FEB Unpad Ina Primiana.

BACA JUGA: Peneliti ICW: Evaluasi Pendidikan Ditentukan Kekuasaan

Ina mengatakan, saat ini Indonesia menjadi negara terbesar dalam kebutuhan energi di Asia Tenggara.

Yakni mencapai 44 persen dari total kebutuhan energi. Indonesia disusul Malaysia yang mencapai 23 persen dan Thailand (20 persen). Jumlah itu akan terus bertambah sampai dengan 80 persen pada 2030.

BACA JUGA: Mulai 2017 UN Dihapus, Diganti USBN, Semudah Itu?

"Oleh karenanya, Indonesia memerlukan suatu solusi, untuk mengantisipasi kelangkaan sumber energi, dengan menciptakan energi baru terbarukan untuk bisa dimanfaatkan oleh industri kita. Penciptaan energi alternatif ini bisa dimulai dari perguruan tinggi sebagai salah satu unsur utama dalam menggali, meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan," kata Ina.

Dia berharap, DORBIS Executive Forum bisa menciptakan sinergi antarberbagai elemen untuk sosialisasi dan pengembangan teknologi terhadap energi terbarukan.

Sementara itu, Hendra yang mewakili Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar mengatakan, terminologi energi alternatif saat ini tidak digunakan lagi.

Sebagai gantinya, energi baru terbarukan yang menjadi arus utama saat ini.

Di sisi lain, Aher mengatakan, pemerintah harus memikirkan untuk beralih ke energi terbarukan.

Menurutnya, Indonesia akan kehabisan minyak dan gas bumi dalam waktu 13 tahun jika tidak ada solusi mengenai penggunaan energi bagi industri.

"Harus ada komitmen dan regulasi yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi masalah energi ini. Kemudian yang kedua, harus ada kepastian hukum dari regulasi, dan terakhir harus ada regulasi keuangan," kata Aher.

Dia mengatakan, khusus Jawa Barat, persediaan sumber daya alam masih memadai. Namun, harus ada dorongan untuk melakukan swasembada energi.

"Kami ingin merumuskan usulan agar pemerintah beralih ke energi terbarukan. Kalau di Jabar saat ini  memadai kondisinya. Tapi kita bicara Indonesia agar ada swasembada energi, bukan berbasis fosil tapi energi terbarukan," kata Aher.

Sementara itu, Rektor Universitas Padjajaran, Tri Hanggono Ahmad mengatakan, seminar dilaksanakan untuk mengkaji dan membahas pemanfaatan energi baru terbarukan.

Hal itu untuk mendukung re-industrialisasi nasional dan mencari solusi alternatif dalam pemanfaatan energi alternatif.

"Konteksnya bagaimana kegiatan yang kami lakukan bisa memberikan kemaslahatan kepada masyarakat dengan kekuatan akademik," kata Tri.

Dia mengatakan, tema energi dipilih karena saat ini sedang update dibicarakan. Sebab, Indonesia sudah bukan lagi anggota OPEC.

"Sehingga perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk memikirkan strategi lain untuk masalah energi ini. Untuk itu, penguasaan teknologi harus terbangun dengan baik melalui sumber daya manusianya dan peran perguruan tinggi yang harus diperkuat," kata Tri.

Sementara itu, Ketua Himpunan Mahasiswa DIM FEB Unpad Iman Chaerudin mengatakan, DORBIS Executive Forum yang merupakan kerjasama Prodi DIM FEB Unpad dengan Hima DIM FEB Unpad akan bersifat rutin dan berkelanjutan. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inspektorat Dorong Guru Buat Laporan Resmi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler