JAKARTA - Sedikitnya, 592 orang warga Jakarta Barat dinyatakan positif terjangkit HIV/AIDSAngka tersebut berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jakarta Barat selama 2010 yang diperoleh dari rumah sakit dan laporan LSM yang berkecimpung dalam masalah HIV/AIDS
BACA JUGA: 592 Warga Jakbar Terjangkit HIV
”Jumlah tersebut berasal dari catatan rumah sakit, yakni sebanyak 327 orang
BACA JUGA: Fauzi Bowo-Prijanto Perlu Reposisi Radikal
Sementara untuk jumlah penderita HIV/AIDS di DKI Jakarta berdasarkan data dari tahun 1987 hingga Desember 2010 mencapai 8.549 orang,” terang Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Jakarta Barat Fauzal Kahar, Kamis (6/10)Untuk Jakarta Barat, penderita HIV/AIDS terbanyak berada di Kecamatan Tambora, Grogol Petamburan, Cengkareng, Tamansari, Kebon Jeruk, Palmerah dan Kalideres
BACA JUGA: Ratusan Penjepit Rel KA Hilang
Sedangkan, jumlah terkecil berada di Kecamatan Kembangan”Sedangkan wanita berisiko tinggi jumlahnya sekitar 4.200 orangPenyakit ini ditularkan melalui jarum suntik dan hubungan seks bebasJakarta Barat memang banyak jumlah tempat hiburan sekitar 90 tempat,” tambah Fausal.Sementara, Wakil Walikota Jakarta Barat Sukarno meminta kepada para pengurus RT dan RW yang ada di wilayahnya untuk mewaspadai perilaku hidup masyarakat di sekitarnya yang dapat mengakibatkan penyebaran penyakit HIV/AIDS“Karena jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Jakarta Barat cukup banyak,” kata Sukarno ketika membuka kegiatan Pembinaan Teknis RT-RW tingkat Kota Jakarta Barat tahun 2011.
Sukarno juga meminta pengurus RT dan RW untuk tidak segan-segan dan tidak henti-hentinyanya melakukan sosialisasi kepada warga agar tidak berperilaku yang dapat mengakibatkan terkena HIV/AIDS“Karena Penyakit tersebut tidak bisa disembuhkanKalaupun diobati untuk bertahan hidup,” tukasnya.
Untuk melakukan mencegahan penyebaran penyakit ini, 6 puskesmas tingkat kecamatan sudah bisa memberikan pelayanan menangani penderita HIV/AIDSYakni, di Puskesmas Kecamatan Tambora, Tamansari, Grogol Petamburan, Cengkareng, Kebon Jeruk”Kecuali Puskesmas Kecamatan Palmerah dan Kembangan belum ada,” jelas Sukarno.
Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Barat Parwathi menjelaskan, untuk pengobatan HIV/AIDS di 6 puskesmas di Jakarta Barat, retribusinya ditetapkan Perda nomor 1 tahun 2006Pemeriksaannya dilakukan secara berjenjang melalui Valentry Conseling Testing (VCT)”Karena inkubasi penyakit ini cukup lama sekitar 5 sampai 6 tahunSetelah kekebalan tubuh makin menurun dengan gejala diare atau batuk tidak sembuh-sembuh,” jelasnya.
Kabid Promosi dan Pencegahan KPAP DKI John Alubwaman mengatakan, untuk menangani masalah HIV/AIDS di ibu kota dibutuhkan kesadaran masyarakatTerutama tokoh masyarakat, tokoh agama serta perangkat pemerintahan hingga unit terkecil“Karena mereka ujung tombakAgar pemahaman masyarakat bisa utuhHIV/AIDS ini belum ada obatnyaYang harus gencar dilakukan bagaimana pencegahannya agar tidak meluas serta menangani bagi yang sudah terkenaBukan lantas mendiskreditkan mereka yang terkenaIni butuh peran aktif masyarakat,” katanya(yay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda: Perbaiki Keamanan Parkir Bandara
Redaktur : Tim Redaksi