JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah tenaga kerja Indonesia yang berpendidikan rendah (tamatan Sekolah Dasar), mencapai 50,38 persen dari total jumlah pekerjaDari angka itu, 70 persen di antaranya terserap pada bidang kerja informal berpenghasilan yang rendah
BACA JUGA: KPK Banyak Tangani Kasus dari KWS
Kepala BPS Rusman Heriawan dalam paparan hasil pencatatan BPS, Selasa (2/12), mengatakan, jika pemerintah bisa maksimal meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkualitas, maka lapangan kerja sektor formal harusnya juga bisa meningkat
BACA JUGA: Bela DIY, Anggota DPD Kritik SBY
70 persen di antaranya bekerja di sektor informalDari catatan BPS sepanjang 2010, hampir semua sektor mengalami penyerapan tenaga kerja kecuali sektor pertanian transportasi
BACA JUGA: KPI Dinilai Terlalu Dini Lapor Polisi
Dari sektor pertanian saja, terjadi penurunan tenaga kerja sekitar 117 ribu tenaga kerja atau mencapai -20,8 persenRusman mengatakan, hal ini terjadi karena banyak tenaga kerja bidang pertanian yang melakukan urbanisasi ke kota besar akibat terjadi perubahan musim panen.Untuk sektor transportasi, BPS juga mencatat telah terjadi penurunan penggunaan transportasi di masyarakat khususnya yang menggunakan ojekDiperkirakan karena dampak dari mudahnya masyarakat mendapatkan kredit kendaraan roda dua ini.
"Tanpa uang muka dan modal KTP saja, sekarang masyarakat sudah bisa bawa pulang motorSehingga ojek sudah tidak diminati lagi sebagai salah satu alat transportasiPekerja pun akhirnya berkurang minat mereka pada sektor ini," jelas Rusman.
Sementara dari perkembangan transportasi secara nasional, BPS mencatat adanya kenaikan jumlah penumpang pada angkutan udara domestik pada Oktober 2010Peningkatan mencapai 4,2 juta orang atau naik 4,81 persen dibanding bulan September 2010.
Penurunan terjadi pada transportasi angkutan laut yaitu sebesar 25,8 persen atau 616,6 ribu orang dibanding bulan September 2010Hal yang sama juga terjadi pada jumlah penumpang kereta api, yang turun 2,27 persen dari 16,9 juta penumpang jika dibandingkan bulan September 2010.
Perihal masih besarnya tenaga kerja informal di berbagai sektor, pengamat ekonomi dari Indef, Ahmad Erani Yustika mengatakan, bahwa pemerintah tidak fair dalam menentukan komponen penghitung jumlah tenaga kerja di Indonesia"Pada negara maju, pekerja di sektor informal tidak dimasukkan kedalam jumlah tenaga kerjaPadahal di Indonesia, yang bekerja di sektor informal jumlahnya mencapai 70 persenItu akan membuat angka pengangguran memang terlihat menurun, padahal mayoritas kerja hanya di sektor informal dan bukan karena upaya pemerintah,’’ kata Erani.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Kesulitan Usut Sumber Harta Gayus
Redaktur : Tim Redaksi