jpnn.com - MENJELANG bulan suci Ramadan biasanya ditandai dengan meningkatnya aksi kejahatan jalanan. Karena itu, jajaran Polda Metro Jaya menyiagakan 7.500 personel gabungan yang disebar dibeberapa titik yang dinilai rawan tindak kejahatan di Ibu Kota.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Dwi Priyatno menegaskan kalau Ramadan tahun ini sangat spesial karena adanya pemilihan presiden (pilpres) yang akan dilaksanakan 9 Juli 2014 mendatang. "Tentunya kami sudah siapkan pasukan keamanan. Termasuk pasukan tak berseragam yang kami sebar di beberapa tempat rawan," katanya.
Di samping itu, ujarnya juga, ada tiga operasi cipta kondisi yang akan digelar mulai dari awal Ramadan hingga menjelang Idul Fitri nanti. Karena itu, orang nomor satu di Polda Metro Jaya itu telah memerintahkan seluruh polres meningkatkan jam patroli. Karena, selama Ramadan tentunya ada peningkatan kegiatan warga terutama pada malam hari.
BACA JUGA: 446 Tempat Hiburan Tutup Sebulan, Selama Ramadan
"Kita upayakan petugas ada setiap saat, sehingga masyarakat akan merasa aman dan kejahatan bisa ditekan," tegasnya. Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto menambahkan kejahatan yang timbul jelang Ramadan hingga Idul Fitri yakni kejahatan dengan kekerasan atau kejahatan jalanan.
Selama ini, para pelaku selain menyasar orang, juga nasabah bank, toko emas dan rumah kosong. "Semuanya itu akan kita antisipasi. Terutama kejahatan terhadap nasabah bank," tegasnya. Pasalnya, jelang Ramadan ini banyak aktifitas warga yang membutuhkan biaya sehingga akan ada peningkatan kegiatan pengambilan uang di bank.
Karena itu, pihaknya berharap masyarakat bisa lebih berhati-hati dan selalu waspada terhadap aksi kejahatan. Apabila warga membutuhkan pengawalan usai dari bank, polisi sudah menyiapkan anggotanya. "Kalau butuh pengawalan kita sudah siap, tinggal datang ke polsek-polsek terdekat dan tidak dipungut biaya," pungkasnya.
Sementara itu, Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel menerangkan polisi sebagai penegak hukum perlu membangun efek psikologis kewaspadaan di masyarakat, dan juga efek psikologis takut bagi para penjahat. "Polisi harus show off force, konkretnya, operasi besar-besaran dilakukan sejak sekarang ketika sebelum puasa," ujarnya.
Dia menegaskan, operasi itu menunjukkan bahwa polisi dan masyarakat tetap waspada. Kewaspadaan petugas, akan membuat penjahat berpikir untuk melakukan aksinya. Selain itu, polisi perlu diingatkan untuk tidak hanya fokus pada pengamanan pilpres dan aktivitas politik saja.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Razia Gepeng Makin Gencar
"Pengamanan pilpres memang penting dan prestisius. Namun pengamanan keseharian publik, walau tidak prestisius, namun menyangkut kehidupan faktual masyarakat menjadi tugas utama Polri," tukasnya. (ibl)
BACA JUGA: Ratusan Calhaj Belum Lunasi Ongkos Haji
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesta Sabu dan Sex Bebas di Hotel
Redaktur : Tim Redaksi