77 Tahun Gerakan Pemuda Marhaenis, Emir Moeis Ajak Kader Gelorakan Semangat Marhaenisme

Minggu, 02 Juni 2024 – 08:10 WIB
77 tahun Gerakan Pemuda Marhaenis, Emir Moeis ajak kader gelorakan semangat Marhaenisme dalam berbangsa dan bernegara. Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Emir Moeis mengajak para kader untuk dapat waspada dan menggelorakan semangat marhaenisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih dari itu, Emir menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai ideologi marhaenisme kepada kaum muda khususnya generasi z agar nilai-nilai tersebut tidak terputus dan terus berlanjut ke generasi berikutnya.

BACA JUGA: Emir Moeis: Gerakan Pemuda Marhaenis Bukan Organisasi Pengamanan di Pasar

"Marhaenisme ialah konsep yang dicetuskan oleh Soekarno. Pada perkembangannya, istilah Marhaen juga ditujukan kepada seluruh golongan rakyat kecil, termasuk petani dan buruh, yang hidupnya ditekan oleh orang-orang kaya dan penguasa, yaitu kaum borjuis atau kapitalis," kata politikus senior PDI Perjuangan itu dalam perayaan Dies Natalis ke-77 GPM pada 1 Juni yang berlokasi di Gedung Gerakan Bhineka Nasionalis (GBN), Jakarta.

Marhaenisme bertujuan untuk membebaskan rakyat kecil dari penindasan dan memperjuangkan keadilan sosial bagi mereka.

BACA JUGA: Gerakan Pemuda Marhaenis Bilang Begini Terkait SE Menag

Emir Moeis menyampaikan bahwa ideologi Marhaenisme masih sangat relevan dengan kondisi saat ini karena permasalahan seperti kesenjangan sosial masih ada dan oligarki mulai muncul kembali.

Emir menegaskan bahwa tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur masih merupakan perjalanan panjang.

BACA JUGA: 8 Tahun Buron, Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap di Daerah Ini

Oleh karena itu, ajaran dan perjuangan Marhaenisme masih sangat relevan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan masa kini.

"Saat ini sangat penting untuk dapat menggelorakan lagi semangat Marhaenisme, rasa cinta tanah air, dan menjalankan nilai-nilai Pancasila sebagai patokan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, khususnya pada generasi muda. Menurut saya masih banyak hal yang dilanggar, terutama dalam hal demokrasi dan keadilan sosial. Pancasila harus menjadi panutan dan jalan kompas untuk meluruskan kembali hal-hal yang menyimpang,” ungkap Emir.

Emir memahami kondisi sekarang di mana sebagian besar generasi muda di Indonesia hanya paham tentang siapa Soekarno itu secara fisiknya saja, bukan tentang ajarannya.

Oleh karena itu untuk paham akan ideologi Marhaenisme, menurutnya, generasi muda tidak sama dengan generasi terdahulu yang bisa dikorelasikan dengan sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasinya saja. Namun, sudah saatnya lebih menekankan bahwa Marhaenisme adalah tentang anti kemiskinan, antipenghisapan, dan antikapitalisme.

"Sekarang kekecewaan pada oligarki sudah mulai muncul, ini bisa menjadi momentum bagi kita pemuda Marhaenis bahwa hal tersebut tidak diperlukan lagi. Tetapi di satu sisi, pemuda Marhaenis harus tetap hati-hati dan waspada terhadap beberapa isu, seperti permainan atau perubahan undang-undang melalui MK, di mana kepentingan tersebut bukan untuk kepentingan pembangunan nasional, tetapi, justru mengarah kepada kepentingan nepotisme. Karena apabila kita terus membiarkannya, akan menjadi hal yang berbahaya dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai pemuda Marhaenis harus bisa berkomentar kritis dan berjuang bersama sesuai dengan semangat kita yang dinamis dan revolusioner,” imbuh Emir.

Hadir dalam syukuran ulang tahun GPM tersebut sejumlah tokoh, mulai ketua umum DPP GPM Emir Moeis dan pengurus DPP GPM. Hadir pula Dewan Pembina GPM, William M. Tutuarima, dan Mantan Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Analisis Reza Indragiri Muncul Satu Kejanggalan Lagi Kasus Pembunuhan Vina Cirebon


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler