79 Penderita HIV/AIDS Meninggal

Kamis, 02 Desember 2010 – 11:58 WIB
PALEMBANG – Sebagai penyakit yang bisa menular, HIV/AIDS masih menjadi salah satu momok menakutkan bagi masyarakatJumlah yang terkena penyakit ini pun terus bertambah

BACA JUGA: Sekeluarga Tewas Ditimbun Longsor

Di Sumsel, terhitung Januari hingga September 2010 ada 73 orang yang mengidap virus HIV
Dari jumlah itu, 51 orang positif AIDS.

”Tujuh orang di antaranya sudah meninggal,” kata dr H Matdani Nurcik Mepid, Kabid Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Sumsel dalam peringatan Hari AIDS sedunia di Pemprov Sumsel, seperti diberitakan Sumatera Ekspres (Grup JPNN), Kamis (2/12).

Menurutnya, semua pihak di Sumsel sudah seharusnya waspada

BACA JUGA: Dana Reboisasi Numpuk di Kas Daerah

Selama 15 tahun terakhir (1995-2010), terdeteksi ada 564 pengidap HIV di Sumsel
Yang sudah positif terkena AIDS ada 279 orang dengan 79 orang meninggal dunia

BACA JUGA: Ribuan Jamu Berbahaya Dimusnahkan



Sebagai ibu kota provinsi, kumulatif 15 tahun terakhir, terbanyak kasus HIV/AIDS ditemukan di PalembangUntuk penderita HIV ada 457 orang dan AIDS 237 orangDisusul Prabumulih, 27 penderita HIV dan 4 AIDS, Lubuk Linggau dengan 22 penderita HIV dan 6 AIDSOKU dengan 11 penderita HIV dan 17 penderita AIDS.

Katanya, ditinjau dari sisi usia, terbanyak yang terkena HIV/AIDS yakni 20-29 tahun, jumlahnya 355 orangDisusul penderita usia 30-39 tahun dan 40-49 tahun”Sebagian besar mereka yang kena penyakit ini masih dalam usia produktif,”cetus MatdaniMenurut jenis kelamin, penderita AIDS pria jauh lebih banyak dari wanita.

Selain penggunaan narkoba jarum suntik dan seks bebas, penularan virus HIV/AIDS juga bisa melalui ibu hamil yang menderita HIV positif“Bayi yang dikandungnya berpotensi untuk tertular juga,”ucapnyaPersentase tertular selama proses kehamilan sekitar 10 persen,  dalam proses menyusui 10 persen dan selama proses persalinan sekitar 25 persen.

Di antara gejala utama penderita AIDS yakni, demam panjang lebih dari tiga bulan, diare kronis lebih dari sebulan terus menerus dan berulang, serta berat badan turun lebih dari 10 Kg dalam tiga bulan.
 
Beberapa gejala minornya, seperti batuk kronis lebih dari sebulan, infeksi mulut dan tenggorokan karena candida albicansLalu terjadi pembengkakan menetap kelenjar getah bening, munculnya herpes zooster berulang dan bercak gatal di seluruh tubuh.

”Kalau sudah ada gejala itu, masyarakat bisa memeriksakan diri secara gratis di VCT (voluntary counseling and testing) yang ada di rumah sakit dan puskesmas di beberapa daerah di Sumsel,”beber dr Matdani.

Untuk Palembang, masyarakat bisa memeriksakan diri di RS Ernaldi Bahar, RS RK Charitas, RS Myria, RSMH, dan sejumlah puskesmas besarLayanan ini ada pula di Prabumulih, salah satunya di RSUD PrabumulihLalu di RSUD OKI, Banyuasin, OKU, Mura dan Lubuklinggau.

"Jangan malu untuk memeriksakan diriSejak tertular virus HIV, seseorang bisa terdeteksi positif atau tidak AIDS dalam 1-2 tahun kemudian,”bebernya.

Amirul Husni, direktur eksekutif daerah PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Sumsel mengatakan, di Sumsel baru ada empat kabupaten/kota yang mendapatkan dana bantuan internasional untuk program penanggulangan HIV/AIDS”Selain Palembang, ada Banyuasin, OKI dan Prabumulih,”ujarnya.

Sedang 11 daerah lain belum ada dukungan founding internasionalNamun, sudah ada komitmen dari pemerintah untuk memberikan support dana dalam menekan kasus HIV/AIDS di SumselBanyak faktor yang menyebabkan kasus HIV/AIDS terus bertambah.   

Salah satunya pergaulan bebas dan narkobaDikatakan Amirul, benteng pertama dan utama untuk melindungi generasi muda Sumsel dari bahaya penyakit yang belum ada obatnya ini adalah keluarga”Perhatian keluarga dan bekal ilmu agama sangat ampuh untuk membendung terus meningkatnya penyakit ini di Sumsel,”tukasnya.

Kondisi mengkhawatirkan ditemukan dalam hasil penelitian PKBI tahun 2001 laluDengan mengambil sampel 234 orang remaja Palembang diketahui, 17 persen sudah pernah melakukan seks di luar nikah”Ada 208 responden yang pernah pacaranSebanyak 56,73 persennya pacaran pertama di usia 15-17 tahun,”imbuh Amirul.

Asisten III Setda Provinsi Sumsel bidang Kesra, dr H Aidit Azis mengatakan, pemerintah mencoba segala cara untuk menekan peningkatan kasus HIV/AIDS di Sumsel”Hanya, kami tidak bisa sendiriPerlu dukungan dari semua pihak terkait untuk menyelamatkan generasi muda SumselPasalnya, usia yang paling banyak terkena penyakit ini antara 20-29 tahun,”pungkasnya.

Di bundaran air mancur, muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumsel yang berjumlah sekitar 50 orang menggelar aksi peduli stop propaganda penyimpangan seksualKetua DPD Muslimah HTI Sumsel Qisthi Yetty Handayani mengatakan, terkait peringatan Hari HIV/AIDS sedunia kemarin, Muslimah HTI menilai solusi dan upaya dari pemerintah selama ini dalam menekan kasus HIV/AIDS tidak efektif.

Abing, salah seorang penderita HIV/AIDS dari penyalahgunaan narkoba mengatakan, penyakit yang mereka derita bukan kutukanMereka meminta masyarakat tidak memberikan stigma negative yang berlebihan karena sebagai penderita mereka sudah tertekan lahir dan batin

“Kami juga menilai pemerintah kurang peduli dengan para penderita HIV/AIDS,”cetus AbingMinimnya perhatian pemerintah membuat para penderita HIV/AIDS ini merasa terkucil dari pergaulan masyarakatPadahal, katanya, yang dijauhi cukup virusnya, bukan penderitanya.(46/mg23/mg39)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan TKI Terjangkit HIV/AIDS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler