Abaikan Gaya Demi Juara

Senin, 07 Juni 2010 – 10:28 WIB
TARUNG - Lucio bertarung hadap-hadapan dengan Luis Fabiano, sementara Michel Bastos (bawah pojok) terbaring jatuh, dalam salah satu sesi latihan timnas Brazil di Randburg High School, Johannesburg, Afsel, Minggu (6/6). Foto: Richard Heathcote/Getty Images/FIFA.com.
JOHANNESBURG - Penampilan Brazil di tiap even besar selalu ditungguBukan semata karena mereka dihuni oleh para pemain top, namun juga karena Samba - julukan timnas Brazil - dianggap selalu tampil menghibur

BACA JUGA: Jelang Mendarat, Pramugari Berkostum Bafana Bafana

Mereka punya style sepakbola indah yang disebut jogo bonito.

Namun, Brazil akan meninggalkan gaya permainan cantik itu di Piala Dunia (PD) 2010
Itu setelah beberapa punggawanya terang-terangan menyatakan bahwa mereka lebih mementingkan kemenangan daripada style bermain.

"Kami ingin menjadi juara

BACA JUGA: Legenda Argentina Ragukan Maradona

Tidak peduli apakah Brazil harus meraihnya dengan jogo bonito atau tidak," ungkap Douglas Maicon, defender Brazil, seperti dilansir The Telegraph
"Kami belum memutuskan

BACA JUGA: Cedera, Robben Ditinggal di Belanda

Apakah kami akan mengubah style, atau main jelek, yang penting Brazil masuk final pada 11 Juli mendatangItulah yang paling kami inginkan," lanjutnya.

Pernyataan Maicon ini mengingatkan publik kepada ucapan rekannya, striker Luis Fabiano, pekan laluSaat itu, tukang gedor Sevilla tersebut terang-terangan menyatakan bahwa timnya siap main kotor demi trofiApalagi, mereka tergabung di grup neraka bersama Portugal, Pantai Gading, serta Korea Utara.

"Bila memerlukan permainan kotor untuk menang, kami akan memainkannyaSemua datang ke Piala Dunia untuk menang, dan kami siap untuk melakukan apa yang perlu agar bisa melaju sejauh-jauhnya," ungkap Fabiano, seperti dilansir Goal.

Tidak mengherankan kalau dua pemain yang berlaga di kompetisi Eropa tersebut berpikir demikianSebab, tren di kompetisi Eropa musim lalu menunjukkan bahwa tim yang bermain cantik tidak selalu bisa menangContoh paling nyata adalah BarcelonaTim asal Spanyol yang terkenal dengan gaya main atraktif itu harus menyerah kepada Inter Milan di semifinal Liga Champions.

Padahal, permainan Inter yang sempat cenderung bertahan mengundang kritik dari sebagian publik sepakbolaGaya main itu berlanjut di final, ketika Inter menyingkirkan Bayern MunchenKebetulan, Maicon merupakan salah satu anggota skuad juara Nerrazurri - sebutan Inter - di turnamen antarklub paling elit di Eropa tersebut.

Pelatih Brazil Carlos Dunga sendiri menyadari bahwa timnya punya barisan pertahanan yang sangat solidAda kemungkinan, Dunga akan mengoptimalkan faktor tersebut untuk tampil defensifNamun, bisa juga sebaliknyaDia akan menyerahkan sektor pertahanan kepada empat defender, sementara seluruh pemain sisanya naik membantu serangan.

"Senang rasanya dipandang sebagai tim yang memiliki pertahanan paling tangguhTugas kami hanya membuktikan kebenaran anggapan tersebut," kata Maicon lagi(na/bas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Volunteer Lari, Kami Terengah-engah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler