"Saya sedih sekali, anak-anak saya (karyawan PT Dirgantara) tidak dihargai di negerinya sendiri
BACA JUGA: ICW Laporkan Dugaan Suap di Buol ke KPK
Saya tahu benar di mana posisi mereka saat ini, karena sebelum bekerja di luar negeri (Eropa, Amerika, Turki dan lain-lain), sharing ke saya dulu," kata Habibie dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi I DPR RI, Senin (31/1).Hijrahnya ribuan karyawan PT Dirgantara ke luar negeri, lanjut Habibie, adalah karena di Indonesia tidak ada perusahaan yang membidangi teknologi penerbangan
"Pilihan anak-anak saya cuma dua, tetap di tanah air tapi bekerja di luar keahliannya, atau tetap setia di bidangnya tapi kerjanya di luar negeri
BACA JUGA: Gaji Direksi BUMN Tinggi Dinilai Wajar
Saya bilang, tetap tekuni bidang teknologi penerbanganIronisnya, menurut Habibie lagi, hingga bertahun-tahun bekerja di negeri orang, pemerintah tak juga memanggil mereka
BACA JUGA: Kecelakaan KA karena Karcis Tak Kunjung Naik?
Padahal katanya, para ilmuwan maupun ahli teknologi dirgantara ini menunggu-nunggu untuk dipanggil kembali."Saat perayaan ultah saya ke-70, semua anak-anak ini datang berkumpul di tanah airMereka tanya ke saya, 'Prof Habibie, kapan kami dipanggil pemerintah Indonesia ya?' Mereka pengen mengabdi, menyumbangkan keahlian dan pengetahuannya untuk industri penerbangan kita," terangnya.
Lebih jauh, Habibie pun mengimbau agar pemerintah dan DPR RI memperhatikan tenaga-tenaga yang potensial tersebut, untuk kemandirian serta pertahanan Indonesia"Apa tidak sayang? Anak-anak itu sekolahnya Indonesia yang bayar, tapi begitu pintar malah dipakai tenaganya sama orang luar," ucapnya(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkeu Tegaskan Kembali soal Kenaikan Gaji Pejabat
Redaktur : Tim Redaksi