jpnn.com - SURABAYA - Para pengguna angkutan pesawat di Jawa Timur bagian selatan sebentar lagi tak perlu jauh-jauh menuju ke Bandara Juanda, Surabaya jika ingin bepergian. Hal itu menyusul ditetapkannya Bandara Abdurrahman Saleh, Malang sebagai bandara Internasional. Dengan begitu, bandara kebanggaan "kera ngalam" alias arek Malang itu akan segera dibangun.
Kepastian tersebut diungkapkan Gubernur Jatim Soekarwo kemarin (17/12) di Gedung Negara Grahadi setelah penyerahan DIPA kepada 38 bupati/wali kota. ''Besok (hari ini, Red) saya akan menandatangani MoU (memorandum of understanding) dengan KSAU terkait Abdurrahman Saleh,'' katanya.
BACA JUGA: Prihatin, Karya Raja Ali Haji Dicetak Orang Malaysia
Langkah itu memang harus dilakukan karena selama ini Bandara Abdurrahman Saleh adalah bandara militer yang dikelola TNI-AU. "Semua sudah sepakat. Tinggal teken saja, kemudian langsung dibangun,'' ucap orang nomor satu di jajaran pemerintahan Jatim tersebut.
Menurut dia, pengembangan itu sangat penting. Terutama melayani penumpang dari Blitar, Kediri, dan kota-kota di pantai selatan lainnya. ''Bayangkan, seorang penumpang dari Malaysia yang ingin ke Kediri turun di Surabaya. Kan terlalu jauh,'' ujarnya.
BACA JUGA: Jalan Putus, 10 Desa Terisolasi
Selain itu, Soekarwo melontarkan ide menarik lainnya. Nanti Bandara Abdurrahman Saleh tidak dikelola PT Angkasa Pura I, melainkan oleh badan usaha yang dimiliki Pemkab Malang dan Pemprov Jatim. ''Regulasinya memang mensyaratkan harus dikelola badan usaha. Tapi, tak harus PT Angkasa Pura I, kan? Bagaimana kalau pemkab?'' ucapnya.
Menurut Soekarwo, tidak ada kendala tertentu terkait pengelolaan tersebut. "Yang berbeda hanyalah dari Kementerian Keuangan. Karena, nanti pembangunan berupa bantuan keuangan. Skemanya memang agak beda, tapi harus seperti itu,'' tutur pejabat kelahiran Madiun tersebut.
BACA JUGA: Angka Kejahatan di Mataram Masih Tinggi
Soal pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana Abdurrahman Saleh, Soekarwo mengatakan tidak ada masalah. Bahkan, DED (detail engineering design) pengembangan Bandara Abdurrahman Saleh sudah nyaris kelar. ''Semuanya pasti memenuhi standar internasional,'' paparnya.
Dia mencontohkan runway yang setidaknya akan diperpanjang hingga 3.000 meter. Lalu, fasilitas penunjang lainnya sebagai bandara internasional juga akan disiapkan. ''Pokoknya, nanti tidak kalah dari Juanda. Tapi, saya belum tahu persisnya seperti apa dan bakal menelan anggaran berapa. Yang penting adalah MoU dulu,'' tegasnya.
Soekarwo yakin bahwa pengembangan Bandara Abdurrahman Saleh sangat feasible. Artinya tidak akan sia-sia. ''Lihat saja Juanda. Terminal II, bila sudah jadi pun, masih tetap overload,'' terangnya.
Dengan kapasitas hanya 7 juta penumpang per tahun, kini Bandara Juanda melayani nyaris 15 juta penumpang per tahun. Bila terminal II jadi pun, kapasitasnya hanya akan bertambah sampai 2 juta penumpang.
Jumlah penumpang yang ada sekarang baru bisa tertampung ketika terminal III dan satu runway lagi dibangun. Itu pun paling hanya memperbesar kapasitas hingga 20 juta penumpang per tahun. Jumlah tersebut mungkin sudah terlampaui tidak lebih dari lima tahun mendatang. ''Jadi, memang sangat penting pembangunan Bandara Abdurrahman Saleh,'' tegasnya.
Di bagian lain, Komisi D DPRD Jatim menyambut baik rencana pengembangan tersebut. ''Kami sangat setuju dengan pengembangan itu. Sangat penting mengungkit perekonomian Jatim," kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Mahdi.
Menurut dia, pengembangan Bandara Abdurrahman Saleh bisa menambah kapasitas menjadi 7 juta orang per tahun. "Dikombinasikan dengan pengembangan Terminal III Juanda, setidaknya kapasitas layanan penumpang bisa 30 juta orang per tahun. Setidaknya bisa menampung penumpang lima hingga sepuluh tahun ke depan,'' tambahnya. (ano/ib/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Betah di Daerah Hasil Pemekaran, PNS Minta Kembali ke Induk
Redaktur : Tim Redaksi