Abraham Samad Ketua KPK Termuda

Sabtu, 03 Desember 2011 – 03:18 WIB

JAKARTA - Komposisi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jilid III akhirnya terbentukEmpat calon pimpinan KPK baru: Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain akhirnya dipilih oleh 56 anggota Komisi III DPR melalui sistem voting (pengambilan suara terbanyak, red)

BACA JUGA: Kasus Awang Terus Mengambang

Abraham kemudian memenangkan voting sebagai Ketua KPK terpilih dengan kemenangan sebesar 43 suara anggota dewan.

Terpilihnya empat sosok pimpinan KPK baru itu praktis memutarbalikkan hasil rangking seleksi capim yang disusun panitia seleksi (pansel)
BW -sebutan akrab Bambang Widjojanto- bersama Abraham meraih suara mutlak 55 suara

BACA JUGA: Ribuan Temuan PPATK Belum Semua Dijerat Pidana

Disusul Adnan yang meraih 51 suara dan Zulkarnain yang meraih 37 suara
Satu suara dianggap tidak sah karena hanya mencantumkan tiga nama pilihan capim KPK

BACA JUGA: Pimpinan Baru Tak Bisa Seenaknya Ubah Ritme KPK



"Karena tidak ada yang keberatan, maka capim KPK terpilih ini bisa disahkan," ujar Benny K Harman, Ketua Komisi III DPR mengetok palu tanda pengesahanJika merujuk hasil rangking pansel KPK, hanya Bambang yang berada di empat besarSementara Abraham, Zulkarnain dan Adnan berturut-turut berada di rangking kelima hingga ketujuhTiga jagoan pansel KPK di empat besar, Yunus Husein, Abdullah Hehamahua dan Handoyo Sudrajat tidak mendapat suara signifikan.

Yunus misalkan, pada awal penghitungan suara bersaing ketat dengan ZulkarnainNamun, Yunus harus berhenti pada angka 20 suaraIronisnya, Abdullah yang menjabat Penasihat KPK hanya mendapat dua suara, kalah banyak dengan purnawirawan Polri Aryanto Sutadi dengan tiga suaraSementara, Handoyo sama sekali tidak mendapat dukungan alias nol suara.

Setelah proses pemilihan capim KPK menggenapi komposisi bersama Busyro Muqoddas, Komisi III melanjutkan proses voting untuk memilih Ketua KPK baruSebelumnya, Busyro sebagai Ketua KPK diundang oleh Komisi III DPR, untuk mempertanyakan kesediaannya untuk dipilih sebagai Ketua KPK kembali atau tidak"Apakah saya bersedia menjadi Ketua KPK, jawaban saya, saya siap menerima amanah apapun, baik ketua atau wakil ketua," ujar Busyro.

Dalam proses voting, sosok Busyro dan Bambang yang diunggulkan sebagai Ketua KPK ternyata tidak mampu meraih suara signifikanDibandingkan Abraham, Busyro hanya mendapatkan dukungan lima suara, sementara Bambang hanya mendapat satu suara"Ditetapkan bahwa saudara Abraham Samad menjadi Ketua KPK baru, dengan demikian saudara Busyro yang sebelumnya Ketua, diturunkan menjadi Wakil Ketua," ujar Benny.

Ditetapkannya Abraham sebagai Ketua KPK terpilih, menjadikan pria asal Makassar itu sebagai ketua KPK termudaSaat ini, Abraham baru berusia 45 tahunUmur Abraham berbeda jauh saat Taufiqurrahman Ruki dilantik sebagai Ketua KPK tahun 2003Ketika itu, Ruki sudah berumur 57 tahunSosok Antasari Azhar ditetapkan menjadi Ketua KPK pada usia 54 tahunSementara Busyro menjadi yang paling senior, dengan dilantik menjadi Ketua KPK saat berusia 58 tahun.

Berbagai spekulasi lantas muncul pasca terpilihnya Abraham sebagai Ketua KPKDitengarai, dipilihnya Abraham dianggap sebagai jalan tengah, munculnya perbedaan antar fraksi untuk memilih Busyro ataupun BambangDalam hal ini, Abraham dinilai layak dibandingkan sosok Zulkarnain yang hanya meraih dukungan terendah diantara pimpinan KPK lainnya.

Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Nasir Jamil menyatakan, dipilihnya Abraham tidak terlepas dari janji yang dikeluarkan untuk penuntasan kasus Century"Abraham berjanji untuk menuntaskan kasus Century dalam waktu satu tahunJika tidak terealisasi, dia bersedia mundur dari jabatannya," kata Nasir.

Hal itu, kata Nasir membuat fraksi yang dulu mendukung opsi C di panitia khusus (pansus) Bank Century bersemangat untuk memilih AbrahamNamun, pada prinsipnya, semua pilihan yang menuju kepada Abraham merupakan pandangan masing-masing fraksiNasir membantah jika hal itu merupakan kesepakatan sekretariat gabungan"Sudah tidak ada jamannya (intervensi) istana atau setgab, karena semua dikembalikan kepada fraksi," ujarnya.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya Bambang Soesatyo menilai, sah-sah saja adanya pemikiran bahwa terpilihnya Abraham merupakan jalan tengah atau kompromi diantara fraksiDirinya secara pribadi mengaku kaget dengan terpilihnya Abraham"Saya pikir Bambang lebih pantas," ujar Bambang secara terpisah.

Menurut Bambang, dirinya kecewa namun masih memiliki harapan atas komposisi pimpinan KPK saat iniDia berharap, sosok BW ditempatkan sebagai Wakil Ketua KPK di bidang penindakan"Saya percaya mas Bambang bisa bekerja dengan baik di bidang penindakanItu citra dari KPK," tandasnya.

Sejumlah janji sudah disampaikan empat pimpinan KPK yang baru saja terpilih ituAbraham misalkan, pria kelahiran 27 November 1966 itu berjanji akan memprioritaskan penyelesaian kasus-kasus dengan nilai besarDalam pandangannya, kasus korupsi besar adalah yang memiliki nilai kerugian negara sebesar Rp 50 miliar ke atas.

Salah satu contoh yang disebutkan Abraham adalah pemberantasan korupsi di bidang pertambanganDia menyatakan, penerimaaan royalti atas pertambangan ditotal mencapai Rp 80 triliunNamun, yang tercantum di APBN baru sebesar Rp 13 triliunAbraham juga menginginkan KPK ke depan fokus pada pemberantasan korupsi terkait penerimaaan pajak.

Bambang sendiri memiliki sejumlah visi dan misi jika dia terpilih sebagai salah satu pimpinan KPKBambang menyinggung perlunya dibentuk program trust building diantara para pimpinan KPKTanpa mencurigai hubungan antar komisioner KPK saat ini, Bambang menilai perlu dibangun forum yang bisa memperkenalkan komisioner KPK satu dengan yang lainnya"Kalau satu pimpinan belum trust dengan pimpinan lain, bagaimana prinsip kolegial bekerja," kata Bambang saat seleksi Kamis (1/12) lalu.

Karena itulah, program trust building perlu dilakukanDalam hal ini, mendekatkan pimpinan KPK satu dengan yang lain tidak harus dilakukan dalam pertemuan resmi"Mekanisme informal justru menjadi penting dilakukan," jelasnya.

Selain itu, aktivis sekaligus advokat kelahiran 18 Oktober 1959 itu juga menyampaikan ide sedeharna bagaimana cara menaikkan indeks persekpsi korupsi Indonesia di mata duniaSaat ini, indeks persepsi korupsi Indonesia masih di angka 2,8, kalah dari Malaysia yang sudah menyentuh angka 4Namun, secara keseluruhan, Indonesia merupakan salah satu negara yang progresif menaikkan indeks persepsi korupsi"Indeks Indonesia naik 0,8, itu peringkat kelima dibanding seluruh negara lain," kata Bambang.

Upaya untuk memperbaiki indeks persepsi kosupsi, kata Bambang, harus dilakukan di sektor layanan publikPemerintah harus berkonsentrasi memperbaiki lembaga layanan publik, seperti jaminan investasi dan kemudahan imigrasi bagi warga asing"Itu dilakukan negara lain, dan bisa naik," ujar Bambang.

Dalam hal supervisi dan koordinasi dengan kepolisian dan kejaksaan, Bambang menilai pola itu tidak bisa dilakukan dalam kasus per kasus sajaSupervisi dan koordinasi juga harus dilakukan dalam upaya pencegahanKPK juga harus menjadi lembaga terbuka dengan mengedepankan akuntabilitas"Kalau KPK sudah membuat BAP, taruh di web, sehingga masyarakat bisa mengaksesDengan seperti itu kita bisa membangun akuntabilitas," tandasnya.

Adnan yang berlatar belakang anggota Komisi Kepolisian Nasional memiliki janji yang tidak kalah istimewaMenurut dia, perlu dilakukan audit terhadap KPK secara kelembagaanAudit kelembagaan ini harus dilakukan oleh Badan Pemeriksa KeuanganTerutama untuk melakukan audit di bidang penyelidikan dan penyidikan.

Menurut pria kelahiran 14 Januari 1960 ketika itu, audit harus dilakukan karena KPK saat ini mendapat citra yang negatif di mata publikAda sejumlah kasus yang diduga sengaja diendapkan oleh KPK untuk menghindari keterlibatan sejumlah pejabat pentingDengan adanya audit kinerja, transparansi bisa dilakukan oleh KPKAudit itu bertujuan supaya pandangan kasus yang diduga diendapkan bisa tereliminasi

Sementara Zulkarnain, menilai bahwa KPK juga harus berkonsentrasi pada kasus besarKPK ke depan juga harus meningkatkan fungsi pengawasan dan supervisi kepada polisi dan kejaksaaanJika fungsi itu berjalan, pria kelahiran 1 Desember 1951 itu menjanjikan bahwa dalam empat hingga lima tahun ke depan kondisi penegakan hukum dan hubungan antar lembaga bisa berjalan lebih baikKoordinator Staf Ahli Kejaksaan Agung itu juga mengaku tidak segan untuk memeriksa jaksa yang terindikasi korupsi(bay)

Janji Pimpinan KPK Baru
1Abraham Samad (aktivis, advokat Makassar)
- Penuntasan kasus besar diatas Rp 50 miliar.
- Fokus di pemberantasan korupsi bidang pajak dan pertambangan.
- Janji penuntasan kasus Bank Century.
- Siap mundur dalam waktu satu tahun jika tidak bekerja maksimal.
2Bambang Widjojanto (aktivis, advokat Jakarta)
- Fokus pada kasus besar.
- Perlu dibangun trust building atau hubungan kolegial antar-pimpinan KPK.
- Menaikkan indeks persepsi korupsi Indonesia.
- Peningkatan supervisi dan pengawasan tidak hanya dalam kasus perkasus.
- Akuntabilitas KPK.
- Menjaga jarak dengan kolega di LSM.
3Adnan Pandu Praja (pendiri Kompolnas)
- Akuntabilitas KPK melalui audit lembaga dan komisioner.
- Fokus pada karya daripada berbicara.
- Menangani kasus yang besar.
4Zulkarnain (mantan Kajati Jatim, koordinator staf ahli jaksa agung)
- Fokus pada kasus besar.
- Peningkatan supervisi dan pengawasan KPK.
- Siap memeriksa kolega dari kejaksaan.

Sumber: Rapat Pemilihan Capim KPK, Komisi III DPR 2 Desember 2011

Voting Pemilihan Capim KPK:

Abraham Samad    :55 suara
Bambang Widjojanto    :55
Adnan Pandu Praja    :51
Zulkarnain        :37
Yu nus Husein        :20
Aryanto Sutadi    :3
Abdullah Hehamahua    :2
Handoyo Sudrajat    :0


Voting Calon Ketua KPK
1Abraham Samad        :43 suara
2Busyro Muqoddas        :5
3Bambang Widjojanto    :4
4Zulkarnain            :3
5.Adnan Pandu Praja        :1

Sumber: Rapat Pemilihan Capim KPK, Komisi III DPR (2/12)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menag Akui Urusan Haji Rawan Pungli


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler