jpnn.com, JAKARTA - Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir akan dipindah dari Lapas Gunung Sindur, Bogor, ke lapas yang berdekatan dengan kediamannya di Sukoharjo, Jateng.
Dari informasi yang dihimpun, lapas tersebut adalah Rutan Kelas I-A Surakarta atau Lapas Kelas II-B Klaten.
BACA JUGA: Jokowi Rugi Jika Biarkan Baasyir Meninggal di Dalam Bui
Juru bicara keluarga Ba’asyir, Abdul Rachim Ba’asyir, menyatakan telah menerima kabar rencana pemindahan pengasuh pesantren Al-Mukmin Ngruki tersebut.
Namun, pihak keluarga kecewa dengan rencana itu. Sebab, keluarga lebih menginginkan Ba’asyir menjadi tahanan rumah daripada tetap dipenjara.
BACA JUGA: Menkumham Pastikan Baasyir tak Bisa jadi Tahanan Rumah
’’Kalau dipindah di lapas, sama saja. Kita tetap meminta agar beliau menjadi tahanan rumah agar bisa dirawat keluarga,’’ kata Iim, sapaan Abdul Rachim.
Selain kondisi kesehatan, lanjut dia, usia Ba’asyir yang sudah memasuki kepala delapan harus menjadi pertimbangan.
BACA JUGA: Setuju Baasyir Jadi Tahanan Rumah, Menhan Dipuji
’’Dari sisi psikologis, kita rasa tidak layak orang berumur segitu masih di dalam lapas. Emosi beliau menjadi labil. Panas sedikit bisa budrek (stres, Red),’’ ujarnya.
Menurut dia, Ba’asyir secara pribadi juga menginginkan bisa berkumpul dengan anggota keluarganya.
Hal itu diungkapkan Ba’asyir saat keluarga menjenguknya di Lapas Gunung Sindur pada Jumat (2/3).
Disinggung soal kondisi kesehatan Ba’asyir, Iim mengatakan memang mulai melemah karena penyakit jantung yang dideritanya. Bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit karena penyakitnya.
’’Dari hasil rekam medis yang keluarga terima, ditemukan adanya pembesaran dan penyumbatan di jantung bagian bilik kiri. Namun, masih berfungsi dengan baik,’’ katanya.
Dampaknya, imbuh Iim, terjadi pembengkakan di kaki. Hal itu disebabkan masalah pembuluh darah vena dalam kedua tungkai sehingga tidak bisa memompa darah ke bagian atas tubuh.
’’Untuk masalah di kaki, sejauh ini cuma diberi vitamin dan dipasangi kaus kaki khusus untuk mengempiskan bengkakan. Kalau kaus kakinya dilepas, jarak 3–4 jam bengkak (di kaki, Red) kembali lagi,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pengamanan Rutan Kelas I-A Surakarta Urip Dharma Yoga mengaku belum mendapat informasi rencana pemindahan Ba’asyir.
’’Belum ada kabar, baik tertulis maupun lisan, yang masuk ke kita,’’ ungkapnya mewakili Kepala Rutan Muhammad Ulin Nuha.
Untuk itu, pihaknya akan menunggu petunjuk dari pusat. Apabila benar dipindahkan ke rutan, Urip akan mempersiapkan segala sesuatunya, terutama masalah keamanan di dalam rutan.
’’Hal ini menyangkut massa dan simpatisan beliau. Simpatisan beliau luar biasa banyak. Apalagi, di usia beliau yang sudah sepuh pasti banyak yang akan menjenguk,’’ katanya.
Sementara itu, Kepala Lapas II-B Klaten Budi Priyanto juga belum menerima informasi pemindahan Ba’asyir di lapas yang dipimpinnya. ’’Sampai saat ini saya belum menerima kabar itu,’’ katanya kemarin.
’’Karena hal-hal seperti itu biasanya kebijakan berjenjang. Tetapi, Kakanwil sampai saat ini belum memberikan kabar kepada saya, baik lisan maupun tertulis,’’ imbuhnya. (atn/ren/c19/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Masalah jika Abu Bakar Baasyir Dijaga Densus 88
Redaktur & Reporter : Soetomo