Ada Udang di Balik Green PON XVIII 2012

Kamis, 22 Desember 2011 – 00:45 WIB
Gubernur Riau Rusli Zainal saat Forum Pemred JPNN, di Novotel, Mangga Dua, Jakarta, Selasa (13/12). Foto: Ukon Furkon Sukanda/Indopos/JPNN

jpnn.com - MACAM apa konsep pelaksanaan PON XVIII di Provinsi Riau 2012 kelak? Jawaban Gubernur Rusli Zainal betul-betul mengejutkan! Kalau bandingannya SEA Games XXVI Palembang 2011, ya, one step ahead! Kalau kualitasnya sama saja, ya “malu”! Harus lebih bagus dong?

Perwakilan 200 pemimpin redaksi di Forum Pemred Jawa Pos Group itu pun bertepuk tangan riuhGubernur yang satu ini begitu pede dengan statemen-nya, melampaui rekor kehebohan SEA Games? “Iya dong! Harus lebih bangus

BACA JUGA: Victor R Hartono Blak-blakan Soal Bulu Tangkis

Masih cukup waktu untuk membuat semuanya lebih baik, lebih heboh, dari konsep sampai implementasi lapangan,” aku Rusli Zainal, Gubernur Riau 2009-2014, yang sudah dua kali menjabat sejak 2003 itu.

Terlepas dari pro dan kontra sukses Sea Games XXVI 2011 Palembang-Jakarta lalu, peran Gubernur Sumsel Alex Noerdin tidak bisa terbantahkan

Hebat di opening ceremony, gempita di closing ceremony

BACA JUGA: BBM Naik! Serupa tapi Tak Sama

Dalam waktu yang sangat sempit, kesempatan yang sangat tipis, tetapi dia bisa “ngebut” menuntaskan infrastruktur yang sempat diragukan banyak pihak
Rusli tidak menghadapi problem infrastruktur seperti Palembang, yang sempat di-mosi tidak percaya oleh DPR RI

BACA JUGA: Menata Batubara agar Tetap Membara

Rusli punya waktu yang lebih dari cukupKarena itu, tantangannya justru ada di konsep pelaksanaan PON itu sendiri, yang lebih berkelas, lebih berbobot dan sukses.

“Betul! Kami ingin empat sukses sekaligusSukses penyelenggaraan! Sukses prestasi daerah dan membuat catatan rekor-rekor baru! Sukses memberdayakan ekonomi publik! Dan, sukses mempromosikan daerah,” ungkap mantan Bupati Indragiri Hilir 1999-2003 itu Beberapa momen kelihatan sekali Rusli Zainal sangat gelisah, dengan perkembangan daerah dan negeri iniKegelisahan yang amat menantang dirinya untuk terus bergerak, berbuat, berkarya dan berinovasi.

“Saya libatkan semua Kabupaten untuk menjadi tuan rumah berbagai cabangVenue atau gelanggang-nya kami sebar, bukan hanya terfokus di Pakan Baru saja, tetapi menggandeng Kabupaten-kabupaten agar memperoleh kesempatan yang sama dikunjungi banyak orang,” papar dia Karena itu, seluruh infrastruktur yang berkaitan dengan venue, lokasi, jalan, jembatan, juga ikut dikebut Bukan hanya sarana-prasarana GOR, stadion, dan tempat bertanding saja.

“Kalau di Jakabaring Palembang, semua terkonsentrasi di satu titikItu baik-baik sajaTetapi, coba rasakan akses menuju dan dari lokasi, terlalu padat, overload, macet dan mengurangi kenyamananKarena itu, di PON XVIII ini, kami pecah-pecah Ada yang di kampus, biar komunitas mahasiswanya ikut terlibatAda daerah lain, agar dampak ekonominya menyebar luas,” jelas Rusli Zainal Bagaimana perkembangan venue? “Aman, secara keseluruhan sudah lebih dari 90 persen.

Stadion sepak bola dengan kapasitas tribun 43.000 kursi sudah 95 persenBulutangkis, kolam aquatic, polo air, golf, balap sepeda, basket, judo, dan beberapa lainnya hampir tuntas,” jelas dia Tarung Drajad digelar di Bengkalis.

Tenis meja di PT CPO DumaiAnggar di kompleks kampus Universitas Lancang Kuning, baru 40 persenWisma atlet sebagian di kampus jugaTinju di Kerinci, sekitar 60 kilometer dari Pakan Baru“Kesiapan ini sebenarnya sudah kami rancang jauh hari, di saat kami bertarung menjadi tuan rumah PON dengan Jawa Tengah dan Jawa Barat waktu ituKami sudah presentasikan secara detail, seluruh potensi, fasilitas dan benefit menjadi host pekan olahraga nasional.

:TERKAIT Hasilnya, kami terpilih dengan terhormat,” ungkap pria yang namanya mulai bersinar, tatkala seluruh bupati se Indonesia mendaulatnya sebagai wakil mereka di Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) laluReputasi Rusli Zainal di Riau cukup bersejarahDia paling getol memforsir provinsi yang hanya 35 menit ke Singapura itu untuk membangun infrastrukturTermasuk tujuh tol yang menyambung Pakan Baru-Dumai, yang 2011 sudah selesai proses pembebasan tanahnya itu.

“Kami ini pemilik 40 persen cadangan oil & gasLebih dari 400 juta barel itu dari RiauKelapa sawit juga, 38 persen berada di Provinsi RiauTetapi, sarana jalan masih sangat menyedihkanDi Dumai, ada 6000 sampai 8000 mobil truk 40 ton berjubel antre, sementara fasilitas infrastruktur jalan hanya dirancang untuk 8-15 ton saja? Bagaimana tidak hancur?” ungkap alumni Fakultas Ekonomi Universitas Riau ini PON rupanya bisa menjadi sarana sindiran politik yang amat efektif untuk mengingatkan petinggi-petinggi politik di negeri ini.

Begitu banyak persoalan infrastruktur yang belum beres? Begitu jauh jarak senjang yang membutuhkan perhatian serius? Dengan kemasan olahraga yang sportif, message untuk menengok ke daerah itu terdengar lebih nyaringItukah yang sedang dipikirkan oleh Gubernur yang lahir di Mandah, Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, 3 Desember 1957 itu? Inilah undang di balik Green PON XVIII 2012? (don/bersambung)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Jadi Menteri? Cukup Beli Dua Buku!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler