Adaro Pangkas Capex Separo

Jumat, 13 Maret 2009 – 11:42 WIB
JAKARTA - Suramnya kondisi sektor pertambangan membaut perusahaan-perusahaan yang bergerak disektor ini mengerem ekspansinyaKetidakpastian sektor finansial memang membuat permintaan berbagai komoditas strategis seperti barang tambang melorot dan memukul gerak emiten yang bergerak di sektor ini.
   
Batubara adalah salah satunya

BACA JUGA: Laba BUMN Turun 6,6 Persen Akibat Krisis

Hal ini yang mendorong PT Adaro Energy Tbk (ADRO) untuk mengoreksi belanja modal (capital expenditure) untuk 2009
Tidak tanggung-tanggun perseroan memangkas capex menjadi USD 120 juta, ini berarti turun 50 persen dari USD 240 juta yang dikucurkan pada 2008

BACA JUGA: Stimulus PPh 21 Berlaku Mulai April


   
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir mengemukakan bahwa seluruh belanja modal ini akan didanai dari kas yang ada, arus kas operasi dan fasilitas utang yang ada.
     
"Rincian dari belanja modal tersebut adalah USD 60 juta (untuk peralatan yang harus dibeli oleh kontraktor penambangan Adaro Energy, yaitu PT Saptaindra Sejati - SIS), USD 20 juta untuk pembelian lahan, USD 20 juta untuk perbaikan jalan, USD 10 juta untuk fasilitas sungai Kelanis, dan USD 10 juta untuk perawatan Alur Barito," ujarnya dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Kamis (12/3)

     
Untuk pembelian peralatan, SIS ke depannya akan menganggarkan sebesar US$ 30-40 juta

BACA JUGA: Menkeu Terbitkan Tiga Juklak FTZ

Ketiga kontraktor Adaro Energy lainnya telah memiliki rencana belanja modal masing-masingAdaro Energy juga akan mulai melakukan belanja modal untuk overland conveyor dan pembangkit listrik mulut tambang.
     
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sendiri akan tetap melanjutkan proses integrasi lebih lanjut dan menyempurnakan rantai pasokan batubara meskipun kondisi ekonomi belum membaik.  Langkah ini dilakukan produsen batubara terbesar kedua di Indonesia ini untuk menjaga dan meningkatkan nilai perseroan.
     
Boy, panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa perusahaannya tetap menargetkan produksi pada 2009 sebesar 42-45 juta ton, meskipun pernah dikemukakan hasil akhirnya mungkin akan berada di bawah rentang tersebut
     
Pada saat ini, volume penjualan untuk tahun 2009 telah habis terjual dan 75 persen dari volume tersebut telah ditetapkan harganya, di mana sebagian sebesar dilakukan secara negosiasi
     
"Kami mengimplementasikan bisnis model yang telah ditetapkan yaitu integrasi lebih lanjut dan menyempurnakan operasi yang sudah berjalan," sebutnya
     
Sementara, Direktur Operasi Adaro Ah Hoo Chia mengatakan merupakan suatu hal yang penting bagi perseroan untuk mengintegrasikan operasi dari tambang sampai ke pelabuhan"Tanpa adanya kendali atas sebagian operasi penambangan dan transportasi darat, kami tidak dapat mencapai volume produksi yang dicapai tahun lalu," pungkasnya(iw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Industri Pariwisata Indonesia Jualan di Miami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler