JAKARTA - (Asian Development Bank (ADB)), dituding oleh Koalisi Anti Utang (KAU) sebagai salah satu kreditor utama Indonesia pengrusak hutan yang bersembunyi di balik retorika pembangunan berbasis hutang demi perbaikan ekonomi.
“Sejak keterlibatan ADB sebagai salah satu promotor ekspansi industri pertambakan udang di Indonesia (1980-an), luasan hutan mangrove terus mengalami penyempitanDari sekitar 4,2 juta hektar di tahun 1982 menjadi kurang dari 1,9 juta hektar di tahun 2008
BACA JUGA: Pidana Pemilu, Minim Vonis
Hal ini sekaligus telah menstimulasi meningkatnya bencana banjir, intrusi air laut, hingga abrasi di sepanjang pesisir Indonesia,” kata Koordinator Kaolisi Anti Utang (KAU), Deni Setyawan, saat jumpa pers, di Jakarta, Selasa (17/3).Skema hutang yang ditawarkan ADB sesungguhnya hanya menguntungkan korporasi untuk mengambil alih hutan mangrove, merusak lingkungan dan mengambil alih akses masyarakat lokal atas sumber daya alam mereka
Di sektor industri ekstraktif, lanjutnya, pinjaman ADB sebesar US$350 juta untuk proyek LNG Tangguh di Papua menyebabkan hilangnya wilayah kelola dan sumber penghidupan masyarakat
BACA JUGA: Hentikan Utang Luar Negeri
Selain itu juga meningkatkan konflik di tengah masyarakat dan memperlebar kesenjangan ekonomi“Oleh karena itu perlu upaya serius oleh pemerintah untuk membebaskan diri dari jebakan utang yang telah menyengsarakan rakyat,” tegas Deni Setyawan
BACA JUGA: Indonesia Perjuangkan Terumbu Karang jadi Isu Global
(fas/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Auditor BPK Praperadilankan KPK
Redaktur : Tim Redaksi